SMRC: Jokowi Tokoh yang Paling Diminati Lewat Lima Kriteria Ini

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan mengenai kesiapan Asian Games 2018 saat meninjau arena atletik di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018). Pada kunjungan ini Presiden mengecek kesiapan venue Asian Games 2018 dan meninjau patung Proklamator Bung Karno | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO, Sauful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan penelitian tentang Calon Wakil Presiden berdasarkan penilaian Elit, Opinion Leader, dan Massa Pemilih Nasional pada Mei 2018 lalu. Adapun yang diteliti adalah Integritas, Kapabilitas, Empati, Akseptabilitas, dan Kontinuitas.
CEO Riset SMRC Djayadi Hanan mengatakan, ada sejumlah nama tokoh yang dinilai oleh elit, opinion leader, dan massa pemilih nasional berdasarkan lima kualitas tersebut. Nama-nama tersebut dipilih berdasarkan atas informasi yang berkembang di media sosial dan informasi awal dari elite dan opinion leader sebelum dilakukan survei.
Adapun nama yang muncul adalah, Agis Harimurti Yudhoyono, Ahmad Heryawan, Airlangga Haryarto, Anies Baswedan, Budi Gunawan, Chairul Tanjung, Gatot Nurmatyo, Grace Natalie, Joko Widodo (Jokowi), M Romahurmuziy, M Shohibul Iman, M Yusril Ihza Mahendra, M Zainil Majdi, M Jusuf Kalla, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Prabowo, Puan Maharani, Said Aqil Siradj, Sri Mulyani Indrawati, Syafrudin, dan Zulkifli Hasan.
baca juga:
Namun, kata Djayadi, dari sekian nama tersebut Jokowi adalah tokoh yang paling tinggi. Sementara itu Jusuf Kalla berada diurutan kedua setelah Jokowi.
"Jokowi adalah tokoh dengan skor rata-rata paling tinggi. Setelah Jokowi adalah Jusuf Kalla," katanya saat menyampailam hasil survei Calon Wakil Presiden menurut penilaian Elit, Opinion Leader, dan Massa Pemilih Nasional pada Mei 2018 lalu, di Jakarta Pusat, Kamis (5/7).
Selanjutnya tokoh yang masuk lima besar secara berurutan adalah Mahfud MD, Airlangga Hartarto, Chairul Tanjung, Srimulyani Indrawati, dan Said Aqil Siradj.
Rata-rata skor kualitas personal: Jokowi 7.8 persen, M Jusuf Kalla 7.5 persen, Mahfud MD 6.9 persen, Airlangga Haryarto 6.4 persen, Khairul Tanjung 6.3, Sri Mulyani Indrawati, Said Aqil Siradj 5.9 persen, Prabowo Subianto 5.7 persen, Muhaimin Iskandar 5.1 persen, Syafrudin 5.1 persen, M Sohibul Iman 5.1 persen, M Zainul Majdi 5.0 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 5.0 persen, Puan Maharani 4.9 persen, Anies Baswedan 4.8 persen, Ahmad Heryawan 4.8 persen, Zulkifli Hasan 4.7 persen, M Romahurmuziy 4.6 persen, Grace Natalie 4.4 persen, Gatot Nurmantyo 4.3 persen, M Yusril Ihza Mahendra 4.3 persen, Budi Gunawan 4.0 persen.
Metodologi penelitian ini pertama, yakni wawancara mendalam kelompok elite, sejumlah elite politik, sosial keagamaan, teknokrat senior, dan elite nomi/pengusaha besar (masuk dalam 50 pengusaha naslonal terkaya).
"Tentu sangat banyak yang masuk ke dalam kelompok ini tapi dengan keterbatasan akses dan waktu jumlah yang bisa digali pendapatnya sebanyak 12 orang, dan mewakili berbagai kelompok tersebut," kata Djayadi.
Kedua, Opinion leader dipilih secara purposif orang orang yang biasa berpendapat di media massa, intelektual kampus atau lembaga riset yang biasa beropini di media massa, pimpinan redaksi atau redaktur senior media massa yang biasa menentukan berita baik di media online, cetak, maupun televisi. Jumlah opinion leader yang diminta menilai tokoh-tokoh itu sebanyak 93 orang dariJakarta dan beberapa kota besar di tanah air.
Ketiga, survei penilaian massa pemilih nasional yakni seluruh warga negara indonesia yang punya hak pilih dalam dalam pemilihan umum, yakni sudah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei ini dilakukan.
Dari populasi ini dipilih secara random (multistage random sampling) 2530 responden, yang dapat diwawancarai secara valid 2206 atau 87.2 persen. Margin of error +/- 2.1 pada tingkat kepercayaan 95.[]