Indonesia Dorong Inggris Dukung Akses Vaksin yang Setara dan Adil

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan pada Kamis (25/3/2021) | Dok. Kemlu
AKURAT.CO, Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi menghadiri ASEAN-UK Open Ended Troika Dialogue yang dilakukan secara virtual pada tanggal 8 April 2021.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno sampaikan pentingnya upaya bersama untuk dapat atasi pandemi, termasuk kerjasama dengan Inggris.
“Kita harus terus mengamankan akses dan distribusi vaksin yang setara. Sebagai negara produsen vaksin, Inggris memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran distribusi dan suplai vaksin untuk semua negara. Dalam jangka panjang, kita harus terus menyuarakan multilateralisme vaksin dan membangun ketahanan kesehatan regional dan global," tegas Menlu RI seperti dilaman kemlu.go.id yang dikutip AKURAT.CO pada Jumat (9/4/2021).
baca juga:
Saat ini baru tersedia 16,8 juta dosis vaksin untuk 600 juta penduduk ASEAN, atau hanya 3 persen. Masih banyak yang hatus dilakukan negara ASEAN untuk atasi pandemi.
Dalam pertemuan yang dihadiri Menlu Inggris, Dominic Raab, dan Menlu serta pejabat tinggi dari negara-negara anggota ASEAN, Menlu RI juga mendorong kerja sama Inggris dengan ASEAN di berbagai bidang, termasuk pemulihan ekonomi dan perubahan iklim.
Dari sisi ekonomi, terdapat potensi kerja sama sangat besar antara ASEAN dan Inggris. Total nilai perdagangan antara keduanya di tahun 2019 adalah USD 52 miliar, lebih besar dari perdagangan Inggris dengan Jepang, India, atau Korsel. Inggris juga menjadi investor terbesar ketiga di ASEAN dari Eropa.
“Angka-angka ini menunjukkan adanya peluang bagi ASEAN dan Inggris untuk meningkatkan upaya menuju pemulihan. Guna mencapai hal ini, kita juga harus mengatasi hambatan perdagangan antara negara-negara ASEAN dengan Inggris, misalnya melalui program fasilitasi perdagangan," katanya.
Ke depan, kerja sama itu dapat diperluas mencakup area-area lain yang menjadi kepentingan bersama, seperti ekonomi digital, layanan keuangan, dan energi baru dan terbarukan.
Kerja sama ASEAN dengan Inggris juga perlu didorong dalam isu perubahan iklim. Sebagai kawasan yang rawan bencana, ASEAN memiliki perhatian besar terhadap dampak merusak perubahan iklim. Jika tidak diatasi, perubahan iklim dapat menggerus 11 persen PDB kawasan. Oleh karena itu, upaya memulihkan ekonomi dari pandemi harus dibarengi dengan upaya mengatasi perubahan iklim.