AS Klaim Rusia Sengaja Sebarkan Hoaks Vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna

Vaksin COVID-19 Moderna | Sciencenews.org
AKURAT.CO, Amerika Serikat (AS) telah mengungkap 3 publikasi daring yang dikelola dinas intelijen Rusia yang diklaim berusaha untuk merusak vaksin COVID-19 yang diproduksi Pfizer dan Moderna. Hal ini dibeberkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri pada Minggu (7/3).
"Kanal tersebut menyebarkan banyak jenis hoaks, termasuk soal vaksin Pfizer dan Moderna, serta organisasi internasional, konflik militer, aksi protes, dan masalah memecah belah yang dapat mereka eksploitasi," kata juru bicara itu, dilansir dari Reuters.
Wall Street Journal (WSJ) pertama kali melaporkan identifikasi dugaan kampanye tersebut pada Minggu (7/3). Di sisi lain, seorang juru bicara Kremlin membantah klaim AS bahwa Rusia menyebarkan hoaks tentang vaksin.
baca juga:
Rusia memberikan persetujuan terhadap vaksin Sputnik V pada Agustus sebelum uji coba skala besar dimulai. Laporan uji coba dengan peninjauan sejawat pun diterbitkan berbulan-bulan kemudian dan membuktikan vaksin itu hampir 92 persen efektif dalam memerangi virus.
Sementara itu, Pfizer yang berkantor pusat di New York dan BioNTech di Jerman memproduksi vaksin pertama yang disahkan di AS. Vaksin itu disetujui oleh regulator pada bulan Desember. Vaksin kedua dibuat oleh Moderna dan disahkan akhir bulan yang sama.
Departemen Luar Negeri AS pun membentuk Pusat Keterlibatan Global untuk melawan kampanye propaganda dan disinformasi. Lembaga itu lantas memergoki 3 kanal, yaitu News Front, New Eastern Outlook, dan Oriental Review.
Menurut mereka, News Front dikendalikan oleh layanan keamanan federal Rusia. Sementara itu, New Eastern Outlook dan Oriental Review diarahkan dan dikendalikan oleh dinas intelijen luar negeri Rusia.
Kanal keempat, Rebel Inside, juga dikendalikan oleh tentara Rusia. Meski ikut disebutkan, kanal keempat itu dinyatakan sebagian besar tidak aktif.
"Departemen akan terus mengekspos aktivitas jahat Rusia di dunia maya. Kami juga akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami untuk memberikan respons global dalam melawan hoaks," pungkas juru bicara itu.[]