Janji Tak Bikin Partai Baru dan Satukan Republik, Donald Trump Ingin Nyapres Lagi

Meski tersandung skandal penyerbuan Gedung Capitol, popularitas Donald Trump di Partai Republik masih kuat | Local10
AKURAT.CO, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku tak punya rencana membentuk partai politik baru. Ia bahkan berjanji akan menyatukan Partai Republik yang terpecah usai para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol.
"Saya tidak akan memulai partai baru. Itu hoaks. Kami akan bersatu dan lebih kuat dari sebelumnya. Kami akan menyelamatkan dan memperkuat Amerika. Kami juga akan melawan serangan radikalisme, sosialisme, dan, memang, semuanya mengarah pada komunisme," ucapnya dalam pidato besar pertamanya sejak ia meninggalkan Gedung Putih, dilansir dari Al Jazeera.
Namun, Trump mengulangi klaimnya bahwa hasil Pemilu November telah dicuri darinya. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan mencalonkan diri lagi sebagai presiden.
baca juga:
Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) pada Minggu (28/2) biasanya menjadi forum debat antara koalisi konservatif AS. Namun kali ini, konferensi itu mempertemukan massa pro-Trump dari Partai Republik. Mereka datang dari seluruh negeri demi menunjukkan komitmennya kepada Trump dan menegaskan dominasinya yang belum luntur terhadap partai.
Legislator Republik yang mengkritik Trump, termasuk anggota Kongres Liz Cheney dan mantan pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell tidak diterima di konferensi itu.

"Ini upayanya untuk menguasai partai tersebut," lapor John Hendren dari Al Jazeera.
Vickie Froechlich menjabat sebagai delegasi Konvensi Nasional Partai Republik saat Trump pertama kali dicalonkan pada 2016. Ia pun datang ke CPAC dari Minneapolis, Minnesota. Menurutnya, Partai Republik melakukan kesalahan besar jika sampai meninggalkan Trump.
"Menurut saya, ia hebat untuk negara kita. Ia masih sangat populer," komentarnya.
Para pembicara yang naik panggung, termasuk Senator Rick Scott dari Florida, Ted Cruz dari Texas, dan Josh Hawley dari Missouri, mengumumkan dukungannya untuk melanjutkan misi politik Trump.