Jokowi Ingatkan Gubernur Riau dan Kalteng Agar Karhutla 2015 Tak Terjadi Lagi

Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada para peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) 2020 di Istana Negara, Kamis (6/2/2020). Rakornas Karthula 2020 ini mendengarkan laporan Menkopolhukam mengenai penanganan kebakaran hutan tahun 2019. Dalam rakornas tersebut juga dihadiri gubernur para bupati, Danrem, Dandim, Kapolda, Kapolres hingga Kepala BPBD dari berbagai daerah. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Presiden Jokowi mengingatkan para pimpinan daerah di wilayah Riau dan Kalimantan Tengah untuk mengingat betul kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2015 lalu. Saat akan meninjau area kebakaran di dua wilayah itu, dua kali juga pesawat kepresidenan berhenti di bandara lain di luar wilayah terdekat dengan kebakaran itu.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan melewati rute darat untuk sampai ke daerah kebakaran lantaran jarak pandang di udara sangat pendek dan membahayakan penerbangan. Dia mengingatkan, peristiwa itu tak boleh terjadi lagi.
"Saya ingat betul di 2015 saya mau ke Riau, ke Pekanbaru, turunnya di Padang. Seingat saya mungkin 8 jam saya lewat darat. Saya juga ingat di tahun 2015 waktu akan ke Pulang Pisau di Kalimantan Tengah, saya turun di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Lewat darat seinget saya empat jam. Ini jangan sampai kejadian lagi," ujarnya saat menyampaikan arahannya pada Rakor Karhutla tahun 2021 di Istana Negara, Senin (22/2/2021) kemarin.
baca juga:
Dia mengatakan telah mendapat laporan bahwa Provinsi Riau kini telah menetapkan status siaga darurat terhadap kemungkinan bencana Karhutla tahun ini. Jokowi mengapresiasi itu.
Tetapi, kata Jokowi, penetapan status siaga darurat itu harus dibarengi dengan penyiapan aturan hukum dan kesiapan yang bersifat administratif lainnya. Dia mengingatkan itu kepada Gubernur Riau lantaran berdasarkan pengalaman, kasus kebakaran di Riau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain.
"Jangan sampai nanti administrasinya, payung hukumnya belum siap, kebakarannya membesar. Mau melakukan sesuatu nggak ada payung hukumnya," ungkapnya.
Jokowi mengatakan, kepala daerah dan pejabat-pejabat daerah di wilayah Sumatera harus mewaspadai potensi Karhutla di bulan ini. Sebab, saat ini, wilayah Sumatera telah memasuki musim panas. Sementara, pada bulan Mei hingga Juli, potensi Karhutla bisa terjadi di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
"Puncaknya di bulan Agustus dan September. Nah ini kita harus tau betul puncaknya kapan. Sehingga persiapannya apa dimulai dari sekarang. Planingnya disiapkan. Organisasinya disiapkan betul. Dan bekerja atau tidak pada saat betul-betul panas, kita sudah siap semuanya," ungkapnya.[]