Survei: Banyak Masyarakat Menganggap Covid-19 Hasil Konspirasi

Pedagang saat mengantre untuk disuntikan vaksin COVID-19 Sinovac di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (17/2/2021). | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Cukup banyak orang menganggap COVID-19 adalah konspirasi dan hasil rekayasa manusia. Anggapan masyarakat itu tercermin dari hasil survei Parameter Politik Indonesia yang dirilis hari ini, Senin (22/2/2021).
"Setelah hampir satu tahun COVID-19 masuk Indonesia, ternyata masih cukup banyak orang yang menganggap COVID-19 adalah konspirasi (20,3 persen) dan merupakan hasil rekayasa manusia (28,7 persen)," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam keterangannya di Jakarta.
Untuk itu, sosialisasi maupun edukasi terhadap masyarakat terkait COVID-19 masih penting untuk terus digencarkan pemerintah.
Dalam survei tersebut menanyakan kepada responden apakah COVID-19 nyata atau rekayasa (konspirasi) yang dibuat untuk tujuan tertentu. Hasilnya, sebanyak 56,7 persen menilai COVID-19 adalah nyata, 20,3 persen menganggap virus tersebut merupakan konspirasi, dan 23 persen tidak menjawab.
Survei juga menanyakan kepada responden apakah COVID-19 terbentuk secara alami atau rekayasa buatan manusia untuk tujuan tertentu.
"Sebanyak 48,9 persen responden menilai COVID-19 terbentuk secara alami, 28,7 persen buatan manusia, dan tidak menjawab sebesar 22,4 persen," ujarnya.
Survei Parameter Politik Indonesia tersebut dilakukan pada 3-8 Februari 2021 dengan melibatkan 1.200 responden, diambil dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih. Margin of error survei sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. []