Tak Takut dengan Ancaman Militer, Warga Myanmar Gelar Mogok Massal

Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam aksi mogok massal untuk menentang kudeta militer di Mandalay pada Senin (22/2) | Stringer/ AFP
AKURAT.CO, Berbagai ancaman dan peringatan dari junta militer ternyata tidak mampu menggerus upaya warga Myanmar untuk menentang kudeta. Pasalnya, meski junta telah menyerukan penggunaan kekuatan mematikan, tetapi warga Myanmar justru masih kekeh menggelar demo. Dalam laporan terbaru, warga mulai nekat melakukan gerakan mogok massal dan turun ke jalanan di kota-kota besar Myanmar.
Menurut BBC, aksi mogok masal ini bahkan mampu menyedot puluhan ribu massa. Tak hanya itu, banyak bisnis akhirnya tutup karena pemilik dan karyawannya ikut serta dalam aksi ini. Padahal, sebelumnya, militer telah merilis peringatan keras terhadap rencana pemogokan umum ini. Melalui saluran televisi negara, MRTV, militer bahkan sampai mengatakan bahwa para pengunjuk rasa telah menghasut anarki. Ditegaskan pula bahwa mereka bisa saja 'kehilangan nyawa' jika tetap nekat menyerukan gerakan mogok massal.
"Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang ke jalur konfrontasi di mana mereka akan menderita kehilangan nyawa," bunyi pernyataan yang disampaikan penyiar MRTV pada Minggu (20/2) malam waktu setempat.
baca juga:
Peringatan militer itu sendiri muncul setelah insiden berdarah yang terjadi selama protes anti-kudeta di Mandalay Sabtu (19/2) lalu. Seperti diketahui, dalam aksi itu, aparat dan kepolisian menggunakan peluru untuk membubarkan massa. Alhasil, karena aksi itu, dua orang dinyatakan meninggal.
Menyusul itu, pada Senin (22/2) hari ini, demonstrasi dan mogok massal langsung meletus di semua kota utama di Myanmar. Kerumunan pun berkumpul setelah para pendukung Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM), menyerukan warga untuk bersatu menyerukan 'Dua Lima' atau 'Revolusi Musim Semi'.
Sea of people in every city
— Civil Disobedience Movement (@cvdom2021) February 22, 2021
HEAR THE VOICES OF PEOPLE pic.twitter.com/I1mokWHNMl
Berbagai foto hingga video aksi mogok masal ini juga ikut dimunculkan oleh surat kabar lokal melalui media sosial. Di Twitter misalnya, agensi berita Myanmar Now memperlihatkan pemandangan jalanan Yangon yang dirayapi oleh para demonstran.
"Pemogokan umum 'Dua Lima' terhadap aturan militer pada 22.2.2021 berkembang dari jam ke jam di pusat kota Yangon dan ditandai oleh Pagoda Sule kuno," cuit Myanmar Now.
The "Two Five" general strike against the military rule on 22.2.2021 are growing hour by hour in the downtown Yangon marked by ancient Sule Pagoda. #2Fivegeneralstrike #WhatIsHappeningInMyanmar pic.twitter.com/ClwDvxk36q
— Myanmar Now (@Myanmar_Now_Eng) February 22, 2021
Tak ketinggalan, majalah Frontier Myanmar juga ikut membagikan laporannya terkait dengan aksi massal ini.
"Protes hari ini adalah yang terbesar terhadap kudeta militer 1 Februari dan disebut sebagai "pemberontakan 22222" (22/2/2021). Di Yangon, banyak orang sudah berada di Sule, Hledan, Myaynigone dan daerah lainnya," ungkap Frontier sembari memposting sejumlah foto aksi.