Banyumas Miliki Sekolah Tinggi Konghucu Pertama di Indonesia

Peresmian STIKIN Purwokerto | Istimewa
AKURAT.CO, Dunia pendidikan kembali menyuguhkan kabar membahagiakan. Sekolah Tinggi Konghucu Indonesia (STIKIN) Purwokerto resmi berdiri pada Jumat (19/2). Peresmian dari kampus yang berada di Jalan Sunan Bonang Dukuwaluh Purwokerto tersebut dilakukan oleh Kepala Kantor Kemenag Banyumas, Drs. H. Akhsin Aedi M.Ag, didampingi oleh Ketua Yayasan Teddy Hartanto dan Rektor Suharjono Tan.
Selain sejumlah pihak yang menghadiri peresmian tersebut secara langsung, beberapa pejabat juga menghadirinya secara online seperti Sekjen Kemenag, Prof. Dr. H. Nizar Ali dan Kepala Kanwil Agama Jawa Tengah, H. Mustain Ahmad S.H., M.H.
“Kami mengucapkan selamat atas pendirian STIKIN yang ada di Banyumas, dan ini merupakan satu-satunya sekolah tinggi Konghucu yang pertama kali ada. Dengan pendirian ini menjadikan semangat untuk menyongsong pendidikan agama Konghucu dan dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk dunia pendidikan agama Konghucu di Indonesia serta bagi masyarakat Indonesia. Semoga perguruan tinggi ini dapat semakin maju dan berkualitas,” ungkap Sekjen Kemenag, Prof. Dr. H. Nizar Ali.
baca juga:

Pendirian sekolah Konghucu pertama di Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendirian perguruan tinggi keagamaan.
“Pendirian STIKIN Purwokerto mengacu pada kebutuhan guru agama Konghucu yang saat ini masih sangat kurang. Di masa datang STIKIN dituntut menjadi perguruan tinggi yang berkualitas, sehingga dapat sejajar dengan perguruan tinggi agama lain. Untuk angkatan pertama jumlah mahasiswa 38 orang dan perkuliahan semester 1 dilakukan secara daring. Dengan berdirinya STIKIN di Purwokerto ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih terhadap masyarakat Banyumas pada khususnya,” ungkap Suharjono Tan, Rektor STIKIN Purwokerto.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Banyumas, Drs. H. Akhsin Aedi M.Ag menambahkan bahwa nantinya STIKIN Purwokerto diharapkan bisa menghasilkan sejumlah tokoh agama Konghucu, penyuluh agama Konghucu, hingga pendidik agama Konghucu demi meneruskan perjuangan bangsa Indonesia. []