Merapi Erupsi, AirNav Terbitkan Astam Ingatkan Para Pilot Potensi Abu Vulkanik

Bandara Internasional Yogyakarta Kulon Progo. | Instagram/@bandarayogyakarta
AKURAT.CO, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) wilayah Yogyakarta menerbitkan announcement to airmen atau Astam menyusul peningkatan aktivitas pada Gunung Merapi, Rabu (27/1/2021).
Astam, berisikan peringatan dini untuk para pilot akan adanya potensi abu vulkanik. Baik di kawasan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Yogyakarta International Airport (YIA), dan Bandara Adi Soemarmo, Boyolali.
"(Astam) semacam peringatan buat seluruh penerbangan terhadap potensi abu vulkanik," ujar General Manager AirNav Yogyakarta, Ratna Mustikaningsih saat dikontak, Rabu.
baca juga:
Gunung Merapi, seperti diberitakan sebelumnya, hingga Rabu pukul 14.00 WIB telah mengeluarkan 36 kali awan panas guguran. BPPTKG menyebut jarak luncur terjauh hingga 3 kilometer ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.
Masih berdasarkan BPPTKG, hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hujan abu sebagai dampak dari kejadian awan panas guguran.
Ratna melanjutkan, melalui astam itu para pilot diarahkan supaya menjauhi area potensi sebaran abu vulkanik Gunung Merapi. Meski untuk kawasan dua bandara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum terpantau adanya abu vulkanik.
"Sampai pukul 15.30 WIB ini tidak ditemukan abu vulkanik. Jadi, tetap beroperasi biasa," ujar Ratna.
Terpisah, General Manager Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan jika hasil paper test di Bandara Adisutjipto sejauh ini juga masih negatif abu vulkanik. Pasalnya, menurut dia, ini angin mengarah ke barat laut saat Merapi mengeluarkan awan panas.
Untuk kecepatannya 15 knot dengan peluang perpindahan ke arah lain. "Ada kemungkinan angin berpindah ke north east (timur laut), kecepatan 20 knot," tandasnya.
Sedangkan menurut laporan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Yogyakarta jelang sore tadi, pergerakan angin dari arah barat daya dan debu vulkanik cenderung mengarah ke barat laut. Dominannya ke arah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.[]