Jokowi Resmi Lantik Komjen Listyo Sigit Jadi Kapolri, Ini PR yang Menunggunya!

Suasana pelantikan Kapolri Komjen Listyo Sogit Prabowo di Istana Negara | DOK: Setkab
AKURAT.CO Presiden Joko Widodo hari ini (27/1/2021) resmi melantik Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang mulai memasuki masa pensiun.
Pelantikan ini dilakukan setelah melewati proses uji kelaikan atau fit and proper test hingga pengesahan pengangkatan di rapat paripurna DPR RI pada pekan lalu.
Terkait hal ini, Wakil Ketua LPSK RI, Maneger Nasution menyebut telah banyak pekerjaan rumah (PR) yang menungu Sigit. Terlebih, sejak awal penunjukan Listyo sebagai calon tunggal Kapolri memicu pro-kontra di masyarakat.
“Ada pihak mempertanyakan alasan di balik keputusan Presiden Jokowi tersebut. Selain tak ada tandingan, sosok Listyo yang terbilang muda juga menjadi sorotan. Dari lima nama Jenderal yang diajukan Kompolnas ke Presiden Jokowi, Listyo merupakan Jenderal termuda,” kata Maneger kepada awak media melalui keterangan pers, Rabu (27/1/2021).
Dikatakan Maneger, Sigit telah melangkahi dua angkatan setelah kapolri Jenderal Idham Azis, yang merupakan Akpol Angkatan 1988.
“Ada yang menilai, keputusan Jokowi memilih Komjen Listyo juga memunculkan prediksi dan spekulasi. Pasalnya, alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 ini dinilai tak memiliki prestasi gemilang. Selain itu, perwira ini juga bukan lulusan terbaik Akademi Kepolisian,” ucap dia.
Bahkan Maneger menyebut ada dugaan kuat bahwa Jokowi memilih Sigit karena faktor kedekatan. Pasalnya, Sigit pernah menjadi Kapolres Surakarta saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.
“Selain itu, mantan Kapolda Banten ini juga pernah menjadi ajudan Jokowi saat menjadi presiden di periode pertama,” kata Maneger.
Meski demikian, apapun kritik publik, pada akhirnya hari ini Jokowi melantik Komjen Listyo menjadi Kapolri.
“Selamat datang pak Kapolri. Kedatanganmu sudah disambut karpet merah sejumlah PR (pekerjaan rumah),” kata dia.
Adapun PR yang dibebankan kepada Kapolri baru di antaranya menuntaskan reformasi di tubuh Kepolisian dengan mengacu pada mandat konstitusionalnya, serta tujuan dan batasan yang diatur undang-undang, khususnya UU No 2 Tshun 2002 tentang Polri.
“Kedua, adalah membangun soliditas Korps Bhayangkara. Ini dilakukan guna memupus potensi resistensi di internal Polri. Pasalnya, Komjen Listyo nantinya akan dihadapkan dengan resistensi jenderal-jenderal yang lebih senior saat menjadi orang nomor satu di Polri. Ia harus bisa mengatasi potensi resistensi para senior yang (merasa) dilompati dan mengakomodasi berbagai kepentingan di internal Polri,” kata Maneger.
Selanjutnya, terjadinya surplus Pati dan Kombes di tubuh Polri, juga tak kalah penting. Menurut Maneger, Sigit harus mampu menata ulang struktur di internal Polri agar lebih seimbang.
“Polri tak bisa lagi hanya menebar anggotanya untuk berkarier di luar institusi Polri. Apalagi di tengah kritik terhadap Polri yang banyak menduduki jabatan publik dan posisi strategis di luar tubuh Polri,” jelasnya.
Selanjutnya, Mensterilkan Polri dari tarikan dan kepentingan politik. Sebagai Kapolri, Sigit harus bisa menunjukkan kepada publik bahwa Polri profesional dan independen, meski dirinya memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi.
Selain itu, ia juga harus memastikan mampu mengembalikan Polri kepada khittahnya, yakni mengayomi dan melindungi masyarakat tanpa kecuali.
Selanjutnya merespon semakin berkembang dan inovatifnya teknologi informasi dan komunikasi.
“Kepolisian harus makin siap dengan revolusi 4.0 yang membuat ragam kejahatan jadi lebih modern karena didukung teknologi,” ujarnya.
Terakhir, Listyo harus memberi solusi yang konkret terhadap permasalahan yang dinilai mendasar di tubuh Polri seperti represifitas aparat, penyiksaan, extrajudicial killing, penempatan anggota Polri pada jabatan di luar organisasi Polri, kontrol pertanggungjawaban etik, korupsi di tubuh Polri, penghalangan bantuan hukum, dan krisis keteladanan dalam pola hidup sederhana di kalangan petinggi kepolisian.
“Jika masalah-masalah ini tidak dievaluasi dan dicarikan solusinya maka sulit untuk menghadirkan keyakinan publik bahwa kita memiliki kepolisian yang profesional, modern, demokratis, terpercaya, dan dicintai di bawah kepemimpinan Listyo,” tegasnya.[]