SMKN 2 Sumbar Wajibkan Siswi Non Muslim Berjilbab agar Tak Digigit Nyamuk, PSI: Kenapa Siswanya Enggak?

Pedagang menunjukan cara memakai hijab bercadar di salah satu gerai pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (8/3). Hari perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini (8/3), merespon pelarangan penggunaan cadar di salah satu universitas, telah melanggar kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia. Pelarangan tersebut tidak berpengaruh terhadap penjualan cadar kepada pembeli | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO, Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo merespon pernyataan soal manfaat mengenakan jilbab.
Siswi diwajibkan memakai jilbab agar tidak digigiti nyamuk di kelas, alasan ini membuat Sigit Widodo terheran.
"Padahal solusinya cukup dengan membersihkan genangan air di sekitar sekolah dan rutin menyemprot kelas-kelas dengan obat nyamuk, pak. Btw, siswa-siswanya kenapa nggak disuruh pakai jilbab juga? Sudah kebal nyamuk?" tulis dia di akun Twitter @sigitwid yang dikutip AKURAT.CO pada Rabu (27/1/2021).
baca juga:
Peneliti politik Saidiman Ahmad merasa alasan tersebut tak masuk akal. Jika karena nyamuk, maka siswa pun harus juga diwajibkan.
"Kalau alasannya soal nyamuk, mestinya semua diwajibabkan, termasuk laki-laki. Ini benar-benar kedunguan yang HQQ," ujar @saidiman.
Sebagaimana diberitakan, Dinas Pendidikan Kota Padang, Sumatera Barat, tetap mempertahankan aturan wajib jilbab bagi siswi di sekolah negeri.
Namun aturan itu hanya berlaku bagi siswi yang beragama muslim. Sedangkan bagi siswi non-muslim diharuskan untuk memakai seragam sesuai dengan norma sopan santun.
"Dalam aturan itu, dijelaskan bagi siswi muslim wajib menggunakan jilbab. Namun bagi siswi non-muslim, aturan itu tidak berlaku. Pakaian siswi non-muslim itu harus sopan sesuai dengan norma sopan santun jika tidak menggunakan jilbab," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi dilansir dari kompas.
Menurutnya, alasan mempertahan aturan berjilbab bagi siswi sekolah yang beragama muslim karena dinilai banyak manfaatnya.