Menang Pemilu Lagi, Presiden Portugal Rebelo de Sousa Lanjutkan Masa Jabatan Kedua

Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa menyampaikan pidato kemenangannya pada Senin (25/1) | Associated Press
AKURAT.CO, Marcelo Rebelo de Sousa memenangkan kursi kepresidenan Portugal periode kedua. Namun, Pemilu kali ini memecahkan rekor golput karena negara itu tengah berjuang melawan gelombang ketiga kasus virus corona.
Dilansir dari Al Jazeera, mantan ketua Partai Sosial Demokrat ini terkenal berkat kepribadiannya yang hangat dan kebiasaan swafoto dengan para pendukungnya. Ia memenangkan 61 persen suara, naik dari 52 persen yang didapatnya pada 2016.
Di sisi lain, 60 persen pemilih abstain, angka tertinggi dalam sejarah Portugal. Sebagian disebabkan oleh 1,1 juta pemilih dari luar negeri ditambahkan ke daftar pemilih untuk pertama kalinya. Selain itu, ratusan ribu orang tengah berada di karantina.
baca juga:
"Tugas yang paling mendesak adalah memerangi pandemi. Ini prioritas saya dalam kerja sama total dengan parlemen dan pemerintah," ujar Rebelo de Sousa dalam pidato kemenangannya.
Sementara itu, kandidat sosialis Ana Gomes berada di urutan kedua dengan 13 persen, sedangkan populis sayap kanan Andre Ventura berada di urutan ketiga dengan 12 persen.
Pemungutan suara ini digelar saat jumlah kematian karena COVID-19 memecahkan rekor untuk hari ketujuh berturut-turut pada Minggu (24/1). Jumlah orang di rumah sakit juga berada di titik tertinggi sepanjang masa. Portugal punya tingkat infeksi harian baru dan kematian tertinggi di dunia per 100 ribu populasi, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
Rebelo de Sousa telah bekerja kompak dengan pemerintah Sosialis minoritas kiri-tengah untuk mendukung penanganan pandemi. Presiden memegang peran seremonial, tetapi dapat memveto undang-undang dan keputusan tertentu tentang situasi darurat. Wewenang ini kerap digunakan pria 72 tahun ini untuk mengambil alih kepemimpinan parlemen.
Sikapnya yang santai juga membuat dirinya dicintai warga Portugal. Foto-fotonya yang dipotret oleh orang yang lewat di tempat umum rutin menjadi viral, seperti saat ia mengantre di pasar swalayan.
Dalam kondisi penguncian (lockdown), kampanye Pemilu tidak bisa dilakukan dengan pengumpulan massa yang mengibarkan bendera seperti biasanya. Namun, pembatasan gerak dicabut di hari pemungutan suara. Meski begitu, menurut jajak pendapat oleh lembaga penelitian ISC/ISCTE, hampir dua pertiga warga Portugal berpendapat Pemilu seharusnya ditunda karena pandemi.