Ingin Uji Reaksi Joe Biden, China Kirim Banyak Jet Tempur untuk Intimidasi Taiwan

Pesawat antikapal selam China mengudara di Selat Taiwan pada September lalu | BBC
AKURAT.CO, Taiwan melaporkan serangan besar-besaran oleh pesawat tempur China dalam 2 hari berturut-turut. Unjuk kekuatan ini berbarengan dengan hari-hari pertama masa jabatan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Dilansir dari BBC, Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan 8 pesawat pengebom China yang mampu membawa senjata nuklir, 4 jet tempur, dan 1 pesawat antikapal selam memasuki zona indentifikasi pertahanan udara barat daya pada Sabtu (23/1). Kemudian, operasi pada Minggu (24/1) melibatkan 12 jet tempur, 2 pesawat antikapal selam, dan 1 pesawat pengintai. Pada hari kedua itu, angkatan udara Taiwan memperingatkan pesawat dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau pesawat.
China dan Taiwan punya pemerintahan terpisah sejak berakhirnya perang saudara China pada 1949. China menganggap Taiwan yang demokratis sebagai provinsi yang memisahkan diri, tetapi Taiwan menganggap dirinya sebagai negara yang berdaulat.
baca juga:
Sementara itu, AS di bawah pemerintahan Donald Trump menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Taipei. Negeri Paman Sam meningkatkan penjualan senjata dan mengirim pejabat tinggi ke wilayah itu, meski ada peringatan keras dari China. Sebelum pemerintahan Trump berakhir, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mencabut pembatasan kontak antara pejabat AS dan Taiwan.
Unjuk kekuatan itu pun dilakukan beberapa hari setelah pelantikan Biden. Menurut para analis, China sedang menguji tingkat dukungan Biden untuk Taiwan. Di sisi lain, pemerintahan Biden diharapkan dapat mempertahankan tekanan terhadap China atas berbagai masalah termasuk HAM, sengketa perdagangan, Hong Kong dan Taiwan, yang telah menjadi duri tajam dalam memburuknya hubungan antara 2 kekuatan.
Dalam sambutan publik pertama AS tentang Taiwan sejak Biden berkuasa, Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali 'komitmen yang sangat kuat' untuk membantunya mempertahankan diri. Di sisi lain, belum ada komentar resmi dari pemerintah China.
Substansi kebijakan pemerintahan baru di China dan Taiwan memang masih harus dipantau. Namun, dalam menanggapi operasi pada Sabtu (23/1), Price mengatakan AS akan terus memperdalam hubungannya dengan pulau itu.
"AS mencatat pola upaya China yang sedang berlangsung untuk mengintimidasi tetangganya, termasuk Taiwan. Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan dan sebaliknya, terlibat dalam dialog yang bermakna dengan perwakilan Taiwan yang terpilih secara demokratis," ujarnya.
Ketegangan Taiwan dan China meningkat beberapa tahun terakhir. Beijing pun tak segan menggunakan kekuatan untuk merebut kembali pulau itu.
Meski Taiwan hanya diakui secara resmi oleh segelintir negara pemerintahannya yang dipilih secara demokratis puya hubungan komersial dan informal yang kuat dengan banyak negara. Seperti kebanyakan negara lain, AS tak punya hubungan resmi dengan Taipei. Namun, undang-undang AS mewajibkan pulau itu menyediakan sarana untuk mempertahankan diri.[]