Dinkes DKI Putar Otak Tekan Angka Kematian Kasus Covid-19 di Tengah Krisis Lahan Makam

Petugas menggali liang lahad untuk jenazah penyintas COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (23/1/2021). | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO, Dinas Kesehatan DKI Jakarta sedang berupaya menambah fasilitas kesehatan di 101 rumah sakit rujukan Covid-19 yang terus menyusut lantaran kasus yang melonjak naik setiap harinya.
Penambahan fasilitas kesehatan ini sebagai upaya untuk menekan laju angka kematian gara-gara wabah dari Wuhan, Tiongkok itu.
Hingga 24 Januari 2021 kemarin, tingkat kematian karena corona di DKI mencapai 1,6 persen, dari total kasus yang mencapai 249.815 orang terhitung sejak Maret 2020.
baca juga:
Artinya 4.024 warga DKI yang meninggal karena penyakit menular itu. Dengan jumlah tersebut, maka DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak kasus kematian karena corona di Indonesia. Ditingkat nasional presentasi kematian 2,8 persen.
"Penambahan fasilitas kesehatan dan para tenaga kesehatan di Jakarta memang akan terus dilakukan guna menekan angka kematian serta meningkatkan angka kesembuhan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan kepada wartawan, Senin (25/1/2021).
Jika dibanding angka kesembuhan yang mencapai 88,7 persen atau 221.567 orang dari total kasus secara keseluruhan, angka kematian ini masih tergolong kecil, tetapi masalah yang di hadapi DKI Jakarta adalah, krisis lahan pemakaman.
Sampai sekarang sudah ada tiga Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus Covid-19 yang dinyatakan penuh, yakni TPU Pondok Ranggon, Tegal Alur dan Serengseng Sawah.
Di sisi lain, kondisi ketersediaan tempat tidur isolasi, hingga saat ini hanya tersisa 14 persen saja. Widyastuti mengatakan, tempat tidur isolasi sebanyak 8.055 tempat tidur dan telah terisi sebanyak 6.954 tempat tidur.
Menyusutnya fasilitas kesehatan ini diklaim karena banyak juga warga di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang di rawat di Ibu Kota.