Emrus Sihombing: Butuh Nyali Egois Sosial Lawan Virus Corona

Pengamat Politik UPH, Emrus Sihombing, saat ditemui usai diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7) | AKURAT.CO/Dedi Ermansyah
AKURAT.CO, Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing menilai, penanganan Covid-19 diperlukan nyali sikap dan perilaku egois yang berdampak sosial, atau egois sosial.
"Artinya, setiap individu bersikap dan berperilaku menyelamatkan diri sendiri dari pandemi Covid-19 dengan menggunakan semua protokol kesehatan secara ketat," ujar Emrus dalam keterangan tertulis, Minggu (24/1/2021).
Kemudian, ia mengingatkan, upaya menghindari dan menjahui orang lain secara fisik dalam batas waktu hingga masalah Covid-19 dapat diatasi, dengan siapapun orang tersebut, yang tidak taat protokol kesehatan dalam setiap konteks dan kekerabatan sosial.
baca juga:
"Namun relasi emosional antar individu harus tetap terjaga dengan menggunakan aplikasi dalam jaringan (daring). Sebab, Covid-19 menyebar dari manusia ke manusia lain tanpa mengenal konteks dan hubungan kekerabatan antar manusia," jelasnya.
Karena itu, lanjut Emrus, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan strategi komunikasi persuasif, kreatif, inovatif, berkesinambungan, sistematis, masif dan terstruktur. Sangat tidak bisa dengan pola komunikasi sporadis.
"Dengan demikian, setidaknya orang tersebut memperkecil kemungkinan dirinya dan orang lain tidak menjadi korban Covid-19," pungkasnya.
"Inilah yang saya sebut sebagai egois sosial, atau tindakan mementingkan diri sendiri tetapi berdampak sangat positif bagi orang lain di sekitarnya, termasuk dalam keluarga," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengingatkan bahwa orang yang sudah divaksinasi masih bisa terpapar Covid-19. Hal itu disampaikan dalam akun Twitter resmi @KemenkesRI.
Kemenkes mengatakan, Vaksin Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan, dan butuh waktu satu bulan untuk menciptakan kekebalan yang efektif bagi tubuh.