Setelah Stasiun, Menhub Rencana Pakai GeNose Secara Random di Terminal Bus AKAP

Menhub Budi Karya Sumadi saat menjadi narasumber secara virtual, dalam Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020, Kamis, (26/11) | Dok. Kemenparekraf
AKURAT.CO, Setelah meninjau penggunaan alat pendeteksi Covid GeNose di Stasiun Senen, Menhub Budi Karya Sumadi terus bergerilya memasang alat itu di Terminal Kampung Rambutan, Minggu 24/1/2021.
Penggunaan alat deteksi produk Universitas Gajah Mada (UGM) itu rencananya akan diterapkan secara acak mulai 5 Februari di terminal bus AKAP di Ibukota.
Dia mengatakan, GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia. Alat itu bekerja dengan cara mendeteksi virus lewat napas yang dimasukan ke kantong khusus. Alat itu diinisiasi oleh tim peneliti dari UGM dan sudah mendapat izin edar dari Kemenkes serta Satgas Penanganan Covid-19.
baca juga:
“Untuk itu, pada moda kereta api akan diterapkan secara wajib pada tanggal 5 Februari 2021. Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose mulai 5 ferbuari 2021, yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu,” ungkap Menhub saat mengujicoba penggunaan alat tersebut di terminal Kampung Rambutan, Minggu 25/1/2021.
Dia mengatakan, sudah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di seluruh Indonesia. Dia menyatakan, bila nanti saat dilakukan pengecekan secara acak dan seseorang dinyatakan positif maka yang bersangkutan tidak dibolehkan untuk berangkat.
Menhub mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak.
“Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengungkapkan alasan memilih GeNose sebagai alat pengecekan yang digunakan di moda transportasi kereta api dan bus. Tekhnologi itu dipakai karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes Covid-19 melalui Rapid Antigen atau PCR Test.
“Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung 100 ribu, kalau mesti antigen 100 ribu lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma 40-50 ribu. Tapi dengan GeNose ini harganya hanya 20 ribu (sekali cek). Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh jawa dan sumatera,” tutur Menhub.[]