Tanggapi Pernyataan Pandji, Tsamara Heran NU dan Muhammadiyah Disebut Elitis

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) Tsamara Amany memberi tanggapannya terkait Judicial Review yang diajukannya, Rabu (11/12/2019) | AKURAT.CO/Aricho Hutagalung
AKURAT.CO, Politikus Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany Alatas menggelitik pernyataan komedian Panji Pragiwaksono yang membandingkan NU dan Muhammadiyah dengan FPI.
Tsamara memiliki pandangan sendiri mengenai NU dan Muhammadiyah yang dianggapnya menyimpang dari ucapan Pandji.
"Kiai NU kok dibilang jauh dari masyarakat? Dulu waktu saya mampir ke Rembang, pintu rumah Gus Mus dan Gus Yahya terbuka lebar. Di rumah Gus Mus, sedia makan terus. Mulai dari makanan besar sampai snack untuk pengunjung. Yang datang diajak ngobrol dan didengarkan, siapa pun itu," kata dia di akun Twitter @TsamaraDKI pada Kamis (21/1/2021).
baca juga:
Tsamara juga menceritakan kunjungan dirinya ke salah satu pesantren NU yang membuat ia rindu.
"Waktu mampir ke Pesantren Buntet juga sama, siapa pun yang datang selalu disuguhi, diajak ngobrol, dan didengarkan oleh keluarga pengasuh pesantren. Makanya saya selalu salut dan kangen pergi ke pesantren-pesantren NU karena kehangatan yang diberikan oleh mereka. Luar biasa," katanya.
Menurutnya, alasan NU bisa jadi besar itu karena pesantren bukan hanya rumah bagi para santri, tapi jadi rujukan bagi warga kampung situ.
"Makanya biasanya pesantren selalu dekat pemukiman warga. Kiai itu jadi panutan. Nggak berjarak dengan warga. Makanya agak aneh sih kalau disebut elitis," ujar dia.
Tsamara juga mengatakan melihat NU dan Muhamadiyah jangan dari organisasi pusat, sebab keduanya itu mengakar.
"Lihat di pesantren-pesantren atau sekolah-sekolah. Pergi ke kampung-kampung. Dari situ kita bisa memahami relasi Kiai dan warga. Saya yakin lebih dekat dari relasi anggota DPR dan warga yang diwakili," tuturnya.