Penjual Daging Mogok Massal, Wagub Ariza: Itu Urusan Pemerintah Pusat

Aktivitas jual beli daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (23/5/2020). Harga sejumlah bahan pangan merangkak naik hingga H-1 jelang Idulfitri 1441 Hijriah. Hal ini terlihat pada penjualan daging sapi dan ayam di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut pedagang, harga daging sapi naik hingga Rp15 ribu menjadi Rp130 ribu per kg. Sedangkan daging ayam harganya pun naik sekitar Rp10 ribu menjadi Rp45 ribu per kg. Namun banyak pedagang yang mengeluh karena omzetnya menurun sekitar 30-40 persen dibandingkan Ramadan tahun lalu akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). | AKURAT.CO/Abdul Aziz Prastowo
AKURAT.CO, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza) mengaku ancaman aksi mogok massal yang dilakukan penjual daging se-Jabodetabek sebagai langkah protes atas naiknya harga sapi dari Australia merupakan urusan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Adapun aksi mogok itu jualan daging itu mulai dilakukan selama tiga hari ke depan, mulai hari ini, Rabu (20/1/2021).
"Ya memang terkait ketersediaan sapi itu memang menjadi kebijakan pemerintah pusat," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, hari ini.
baca juga:
Politisi Gerindra ini mengatakan, pihaknya di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap ada solusi yang diberikan oleh pemerintah pusat agar harga daging sapi tidak melambung tinggi seiring naiknya harga barang mentah.
"Jadi kita dukung kebijakan kita dorong Pemerintah Pusat bisa mengambil langkah-langkah agar harga daging sapi saya kira di Jakarta dan sebagainya bisa terus turun," tuturnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Suharini Eliawati mengatakan pihaknya telah mendengar isu aksi mogok massal itu.
Elly menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah siap melobi sejumlah pihak, supaya aksi mogok ini urung terlaksana. Dia tidak menampik, jika hal ini sampai terjadi, maka masyarakat Jakarta tentu kesulitan mendapatkan asupan daging segar.
"Alternatif terakhir Pemprov akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait agar aksi mogok tidak terjadi," kata Elly.
Elly melanjutkan, para perwakilan penjual daging se-Jabodetabek sekarang ini sedang berdiskusi dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan, diskusi itu membicarakan harga pasaran daging yang jangan sampai melambung selangit yang membuat selera belanja konsumen justru merosot.