Ada Perubahan Arah Potensi Bahaya Erupsi Merapi, Pengungsi di Sleman Diminta Tidak Pulang

Situasi barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Senin (9/11/2020) | AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
AKURAT.CO, Pemerintah Kabupaten Sleman meminta warga pengungsi Merapi yang menghuni barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan agar tetap bertahan. Meski, sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah mengumumkan adanya perubahan arah potensi bahaya erupsi Gunung Merapi menjadi ke selatan - barat daya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, mereka yang diminta bertahan adalah pengungsi golongan kelompok rentan. Belum ada arahan untuk para pengungsi tersebut pulang ke kediaman masing-masing di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan yang notabene berada di sisi tenggara Gunung Merapi.
"Kita belum memberikan perintah untuk kembali. Jadi sampai saat sekarang ini kelompok rentan masih berada di pengungsian," kata Joko saat dijumpai di Kantor Bupati Sleman, Selasa (19/1/2021).
baca juga:
Menurut Joko, sesuai rekomendasi BPPTKG tentang jarak aman dan radius letusan eksplosif, seluruh pengungsi sebenarnya sudah diperbolehkan pulang.
Namun, arahan para pengungsi terutama kelompok rentan agar tetap bertahan di barak lantaran mempertimbangkan kebijakan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) di DIY yang berlaku hingga 25 Januari 2021 mendatang. PTKM salah satu intinya adalah melarang adanya kerumunan demi mencegah penularan COVID-19.
"Sampai saat PPKM (berakhir), kelompok rentan tetap berada di pengungsian, sehingga kami tidak menoleransi mereka pulang biar tidak terjadi kerumunan," tegasnya.
Pertimbangan lainnya adalah status tanggap darurat bencana Gunung Merapi yang masih berlaku hingga akhir Januari 2021.
"Tapi, kalau nanti ke depan kalau melihat rekomendasi dari BPPTKG, pengungsi bisa kembali. Tapi sewaktu-waktu kalau ada perkembangan (eskalasi aktivitas Merapi) ya bisa kembali mengungsi," paparnya.
Kendati, Joko tak menampik soal adanya pengungsi yang meninggalkan barak menyusul laporan BPPTKG mengenai perubahan arah potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, Sabtu (16/1/2021) kemarin. Namun, ia memastikan mereka yang pulang bukanlah pengungsi golongan rentan, dalam hal ini lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
"Nggak ada kelompok rentan yang pulang. Sejauh ini jumlahnya (kelompok rentan) masih 123 orang dari data tadi pagi. Menurut data pak lurah (Glagaharjo) ada sekitar 200an (total pengungsi)," pungkasnya.[]