Pasien Sembuh COVID-19 di Palangka Raya Bertambah 16 Orang

Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap melakukan tes usap (swab test) COVID-19 pada warga di kawasan Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/9/2020). | ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
AKURAT.CO, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya, Murni D Djinu mengatakan 16 warga Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah dinyatakan sembuh dari paparan virus corona.
"Jumlah pasien sembuh COVID-19 di Kota Palangka Raya kembali bertambah. Data terbaru telah terjadi penambahan 16 kasus sembuh, sehingga total kasus sembuh mencapai 1.681 orang," kata Murni di Palangka Raya, Selasa, (19/1/2021).
Meski demikian, dia tetap mengajak masyarakat di "Kota Cantik" ini selalu menerapkan protokol kesehatan karena penyebaran COVID-19 masih tinggi.
baca juga:
"Sampai kemarin pun masih tercatat penambahan 14 kasus positif COVID-19 sehingga akumulasi warga kita yang positif terjangkit virus tersebut mencapai 2.383 orang," tuturnya.
Selanjutnya berdasar data satgas, untuk warga Palangka Raya yang positif dan masih menjalani perawatan sebanyak 604 orang atau 25,35 persen dari total kasus positif.
Dari seluruh kasus COVID-19 yang ada juga tercatat jumlah kematian pasien sebanyak 98 orang usai terjadi penambahan satu kasus meninggal dunia. Sementara masyarakat yang berstatus suspek COVID-19 tercatat 984 orang.
Data tersebut berhasil dihimpun dari seluruh wilayah di Kota Palangka Raya mencakup lima kecamatan yang mencakup 30 kelurahan. Bertambahnya kasus COVID-19 tersebut menurut Murni merupakan bentuk keberhasilan tim kesehatan dalam melakukan penelusuran kontak erat antara masyarakat dengan pasien positif.
Sebagai upaya pemutusan rantai penyebaran COVID-19, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui tim gugus tugas terus melakukan berbagai upaya mulai dari sosialisasi, deteksi dini, pengamanan hingga penanganan kasus.
Pemerintah Kota Palangka Raya pun mengajak masyarakat di wilayah "Kota Cantik" untuk selalu menerapkan protokol kesehatan COVID-19 sebagai upaya meminimalkan potensi dan mencegah mata rantai penyebaran COVID-19 yang tak kunjung usai.