Basarnas Persempit Sektor Pencarian Bawah Laut Korban dan Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Petugas Basarnas mengangkat kantong yang berisi potongan tubuh korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/1/2021). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mars) Rasman mengatakan, pihaknya masih melakukan pencarian dengan cara yang sama, yaitu melalui udara untuk mengamati dari atas permukaan laut.
Kemudian, di atas permukaan air dalam artian menyusuri area lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Terakhir di bawah laut dengan cara mempersempit sektor bawah laut.
"Karena di bawah itu sudah mengecil beberapa sektor ya, kemarin sudah kosong kita akan mepetkan ya dalam satu sektor kita bagi dalam 4 sektor, di mana satu sektor itu kurang lebih sekitar antara 15 sampai 30 meter, satu sektor," ujar dia kepada wartawan, Senin (18/1/2021).
baca juga:
Ia berharap, dengan cara sama seperti biasa, bisa lebih banyak lagi menemukan jasad korban dan potongan pesawat Sriwijaya. Tapi, lanjut dia, pihaknya lebih mengutamakan mencari korban dari awak kabin maupun penumpang.
"Pertama kita tetap mengutamakan untuk mencari bagian tubuh korban, serpihan kemudian yang tidak kalah penting adalah CVR ya," tegas dia.
Sektor bawah laut diperkecil oleh pihaknya karena sudah banyak yang dibersihkan oleh para penyelam. Sehingga, lebih efektif lagi melakukan pencarian body part penumpang dan serpihan bangkai pesawat Sriwijaya Air.
"Mudah-mudahan dengan mempersempit itu dikerjain rada rame untuk mungkin bentuknya mungkin bersaf kemudian bergerak bersama-sama ya. Besar kemungkinan kita bisa menemukan isian dari pada CVR," tutup dia.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (09/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB.
Pesawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut penumpang sebanyak 56 penumpang, terdiri dari 46 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Sampai saat ini, pihak kepolisian baru menerima laporan dari 12 keluarga penumpang yang mencari para korban.[]