Anies-Ariza Batal Divaksin, Ternyata Ini Efeknya Jika Penyintas Covid-19 Disuntik Sinovac
Lawan Covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11/2020). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai vaksinasi Covid-19 di Jakarta pada Jumat (15/1/2021). Proses penyuntikan antivirus itu dimulai pukul 08.00 WIB diberbagai titik di Jakarta termasuk di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Pada vaksinasi periode pertama ini, Gubernur Anies Baswedan dan Wakilnya Ahmad Riza Patria (Ariza) batal divaksin. Padahal keduanya telah bersedia disuntik vaksin Sinovac.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, Anies dan Ariza merupakan penyintas penyakit Covid-19, sehingga kedua orang penting di Jakarta tersebut tidak menjadi prioritas vaksinasi karena sudah punya anti bodi yang terbentuk secara alamiah.
baca juga:
"Sebenarnya seorang penyintas begitu sudah pernah terinfeksi secara alami di dalam tubuh terbentuk antibodi sehingga penyintas tidak menjadi prioritas," kata Widyastuti di Balai Kota DKI, Kamis (14/1/2021).
Widyastuti menjelaskan, tidak ada efek samping yang membahayakan keselamatan, jika seorang penyintas ikut disuntik vaksin corona. Justru kata dia anti bodi yang bersangkutan malah bertambah dua kali lipat.
"Enggak (ada efek samping kalau penyintas disutik vaksin). Jadi seandainya ada kejadian, karena tidak tahu. Kalian anak muda, selama ini ternyata positif, selama ini tidak terasa, tidak ada gejala padahal enggak pernah periksa, ya enggak apa-apa. Dalam tubuhnya kan sudah ada antibodi jadi ya dobel," tuturnya.
Perlu diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menargetkan sebanyak 7,9 warga yang akan menerima vaksin. Warga yang divaksin itu terdiri dari 130 ribu tenaga kesehatan, 500 ribu pelayan publik, tiga juta orang yang masuk kelompok rentan secara geospasial dan ekonomi, dua juta orang kelompok usaha dan 980 ribu kelompok lansia yang dinyatakan layak vaksinasi.
Widyastuti mengaku, tidak semua warga bisa disuntik vaksin ini dengan alasan tertentu. Misalnya yang bersangkutan menderita hipertensi atau penyakit akut atau yang sedang menjalankan terapi jangka panjang.
"Kan di situ ada pengecualian, komorbid tidak divaksinasi. Jadi di dalam aplikasi memang tidak terlihat siapa saja yang sudah mendapatkan SMS blast, karena datanya satu pintu," ujarnya.