Rusak 500 Dosis Vaksin Corona karena Termakan Hoaks, Lisensi Apoteker AS ini Ditangguhkan

Lisensi apoteker Steven Brandenburg ditangguhkan usai ia sengaja merusak 500 dosis vaksin COVID-19 yang dianggapnya dapat merusak DNA manusia | Associated Press
AKURAT.CO, Dewan Pengawas Farmasi Wisconsin, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (13/1) menangguhkan lisensi apoteker yang dituduh merusak lebih dari 500 dosis vaksin COVID-19.
Dilansir dari Associated Press, Steven Brandenburg tengah bekerja di Advokat Kesehatan Aurora, Grafton, saat ditangkap bulan lalu, menyusul penyelidikan terhadap rusaknya 57 botol vaksin Moderna. Meski begitu, ia belum dituntut secara pidana.
Menurut perintah Dewan Pengawas Farmasi Wisconsin, Brandenburg tak dapat praktik sebagai apoteker selama penangguhan diberlakukan. Ia dikabarkan menyetujui tindakan itu untuk 'fokus' pada kemungkinan gugatan hukum terhadapnya.
baca juga:
Brandenburg mengakui bahwa ia sengaja mengeluarkan botol dari lemari es di pusat medis Grafton, menurut keterangan Kepala Kelompok Medis Advokat Pusat Kesehatan Aurora Jeff Bahr. Sementara itu, menurut seorang detektif, diduga pria 46 tahun itu adalah seorang ahli teori konspirasi. Pasalnya, ia mengaku kepada penyidik bahwa ia sengaja mencoba merusak vaksin lantaran dapat menyakiti orang dengan mengubah DNA mereka.
Informasi yang salah seputar vaksin COVID-19 telah melonjak di dunia maya akibat beredarnya hoaks tentang bahan vaksin dan kemungkinan efek samping. Salah satunya menyebut bahwa vaksin dapat mengubah DNA.
Vaksin Pfizer-BioNtech serta vaksin Moderna mengandalkan perantara RNA atau mRNA yang merupakan teknologi baru yang digunakan dalam vaksin. Vaksin mRNA membantu melatih sistem kekebalan untuk mengidentifikasi paku protein di permukaan virus corona dan menciptakan respons kekebalan. Menurut para ahli, pernyataan bahwa vaksin dapat memodifikasi manusia secara genetik itu tidak benar.[]