Tolak Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan Capitol, Donald Trump Sebut Pidatonya Sudah Benar

Presiden AS Donald Trump saat berbicara kepada wartawan sebelum menaiki Air Force One pada Selasa (12/1) waktu setempat | Alex Brandon/AP
AKURAT.CO, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengelak untuk tanggung jawab atas perannya dalam kerusuhan gedung Capitol pekan lalu. Mengutip Reuters, pernyataan itu diucapkan pada Selasa (12/1) waktu setempat. Ketika itu, Trump hendak menuju ke Alamo, Texas, untuk penandatanganan dinding perbatasan dengan Meksiko.
Saat itu, Trump ditanyai wartawan tentang tanggung jawab pribadi terkait peristiwa pengepungan Capitol. Menjawab itu, Trump menyebut bahwa pidato yang dia ucapkan sebelum kerusuhan sudah benar.
Diketahui, dalam pidatonya, Trump mendesak para pendukungnya untuk berbaris di Capitol dan berperang. Ia juga menuntut agar Pence ikut turun tangan membalikkan hasil pemilu. Sementara, Pence hari itu tengah memimpin sesi bersama Kongres untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden.
baca juga:
"Jika Anda membaca pidato saya ... apa yang saya katakan benar-benar pantas. Mereka telah menganalisis pidato saya, kata-kata saya dan paragraf terakhir saya, kalimat terakhir saya dan semua orang ... berpikir itu benar-benar sudah sesuai," ucap Trump.
Selain itu, Trump menambahkan bahwa upaya Demokrat untuk memakzulkannya adalah hal yang konyol. Ia juga menyebut bahwa ada kemarahan yang luar biasa tentang langkah untuk mendakwanya.
Saat melontarkan itu, Trump tidak merujuk pihak manapun. Namun, seperti diketahui, belakangan ini, anggota DPR Demokrat gencar ingin mencopot Trump melalui Amandemen ke-25. Mereka juga mulai memproses upaya pemakzulan dengan tuduhan bahwa Trump telah menghasut pemberontakan.
"Tentang pemakzulan, ini benar-benar kelanjutan dari perburuan lawan politik terbesar dalam sejarah politik. Saya pikir itu menyebabkan bahaya yang luar biasa bagi negara kita. Saya tidak menginginkan kekerasan," tambah Trump seperti dikutip dari Business Insider.
Di sisi lain, kubu Demokrat mulai buka suara untuk menanggapi pernyataan teranyar Trump. Seorang anggota Demokrat menyebut bahwa pembelaan Trump justru makin menegaskan urgensi pemecatannya.
"Kurangnya penyesalan Trump hari ini memperjelas bahwa Amandemen ke-25 wajib diterapkan. Pemakzulan harus dilanjutkan dengan cepat dan setiap MOC harus berpikir keras tentang apakah mereka mendukung upaya Trump untuk membatalkan pemilihan dan menghasut pemberontakan di Capitol," tulis Daniel Goldman, penasihat mayoritas dalam penyelidikan pemakzulan DPR tahap pertama.
Sementara politisi lain berpikir bahwa kata-kata Trump tentang upaya pemakzulan akan menyulut lebih banyak kekerasan.
"Ancaman Trump itu akan memicu lebih banyak kekerasan karena memperingatkan 'kemarahan yang luar biasa' dan 'bahaya yang luar biasa' sebagai tanggapan terhadap potensi pemakzulan, mekanisme vital demokrasi kita," tambah mantan calon presiden konservatif Evan McMullin. []