Kasus Aktif COVID-19 Tembus 17 Ribu, Anies Baswedan Minta Warganya Diam di Rumah

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan | AKURAT.CO/Yohanes Antonius
AKURAT.CO, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta warganya untuk mengurangi kegiatan di luar rumah dan interaksi tatap muka demi meminimalisir penularan wabah Covid-19 di Ibu Kota yang belakangan meningkat tajam sepanjang Desember 2020 hingga Januari 2021 ini.
Lonjakan kasus wabah mematikan ini membuat kasus aktif di Jakarta bahkan meroket hingga 17.633 pasien. Hal ini juga berimbas langsung pada ketersedian fasilitas kesehatan di 101 rumah sakit rujukan yang terus merosot.
Bahkan hingga Jumat (8/1/2020) ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi sisa 15 persen saja.
baca juga:
"Kita perlu kerja bersama dan itu artinya kurangi aktivitas pertemuan, di luar rumah, perbanyak kegiatan-kegiatan menggunakan media-media digital sehingga kita bisa memutus mata rantai lebih cepat," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (10/1/2020).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah memperketat kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Senin (11/1) hingga 25 Januari 2021, guna menindaklanjuti arahan pemerintah pusat yang menerapkan pengetatan Jawa-Bali.Pengetatan PSBB Jakarta ini tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 3 Tahun 2021.
Dengan pengetatan peraturan ini Anies Baswedan yakin kasus corona di Jakarta bisa menurun kembali, sebab dari pengalaman terdahulu ketika menarik rem darurat pada September 2020 lalu, kasus aktif Jakarta yang mencapai 13 ribu diklaim Anies langsung menurun menjadi hanya 6 ribu saja.
"Karena di bulan september lalu kita menarik emergency break. Sama diumumkan hari rabu, lalu dilaksanakan hari senin. Diumumkan tanggal 9 dilaksanakan 14 september. Sesudah itu beberapa pekan angka kasus melandai," ucapnya.
Mengenai lonjakan kasus corona belakangan ini, Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini, mengaku, kenaikan kasus wabah dari Wuhan, Tiongkok itu dipicu libur Natal 2020 dan Tahun 2021. Aktivitas warga Jakarta di luar kota selama masa liburan disebut membuat ledakan kasus setelah mereka kembali ke Jakarta.
"Sesudah libur panjang naik lagi. Kali ini kita berharap kasus Jakarta 17 ribu (segera melandai) kita sama-sama mengurangi mobilitas, pemerintah meningkatkan kemampuan testing, tracing, treatment dan isolasi, harapannya nanti jika bisa menurunkan jumlah kasus aktif di Jakarta serendah-rendahnya," tuntasnya.[]