Media Asing Soroti Kecelakaan Sriwijaya Air, ‘Kurang dari Semenit Ketinggian Turun 10.000 Kaki’

Warga temukan kabel dan serpihan diduga bagian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Pulau Laki, Sabtu (9/1/2021). | Istimewa
AKURAT.CO, Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 pada Sabtu (9/1/2021) mendapat sorotan media asing. Skynews salah satunya.
Dalam judul headline-nya Sky menuliskan, Pesawat Indonesia Hilang: Boeing Kehilangan Kontak setelah Turun ‘Lebih dari 10.000 Kurang dari Semenit”
Dalam pemberitaannya, Sky juga memuat foto headline seorang petugas penyelamat berhasil menemukan serpihan pesawat yang diyakini milik Boeng 737-500.
baca juga:
Sky juga mengutip pernyataan juru bicara menteri perhubungan Indonesia yang menjelaskan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 yang terbang dari Jakarta ke Pontianak Kalimantan Barat Kepulauan Borneo itu hilang kontak pukul 14.40 wib.
Reuters juga memberitakan dugaan serpihan pesawat tersebut ditemukan di perairan utara Jakarta. Seorang nelayan juga menemukan objek yang diyakini bagian dari pesawat nahas itu di perairan Kepulauan Seribu.
Media luar juga menyoroti keluarga korban yang tampak menahan kesedihan sambil memanjaatkan doa. Mereka disebutkan saling berpelukan, menguatkan satu dan lainnya sambil menanti kepastian kabar keluarga mereka di bandar udara Jakarta dan Pontianak. Diketahui pesawat membawa 56 penumpang dan enam kru.
Sementara itu pihak Sriwijaya Air dalam pernyataannya menjelaskan bahwa mereka masih mengumpulkan informasi terkait insiden tersebut. “Sriwijaya Air masih melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mendapatkan informasi secara detail terkait pesawat SJ-182 yang terbang dari Jakarta ke Pontiakan,” demikian pernyataan perusahaan.
“Manajemen masih berkomunikasi dan menginvestigasi secara benar dan akan secepatnya mengeluarkan pernyataan resmi setelah mendapatkan informasi aktual.”
Skynews juga mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Perhubungan Indonesia Adita Irawati yang menjelaskan kecelakaan tersebut sedang dalam investigasi dan di bawah koordinasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. “Kami mengamati laporan media dari Jakarta dan secara dekat memantau situasi. Kami bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi,” katanya.