Pengamat: Bebasnya Abu Bakar Ba'asyir Tak Perlu Direspon Berlebihan

ABC News ikut menuliskan bahwa Abu Bakar Baasyir telah membantah terlibat dalam pemboman Bali 2002 yang menewaskan 88 warga Australia | ABC News: David Lipson
AKURAT.CO, Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengingatkan masyarakat agar jangan berprasangka berlebihan atas pembebasan terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir pada Jumat ini.
"Mengenai dampak, sedikit banyak tentu ada. Bagaimanapun nama beliau selama ini lekat dengan kasus-kasus dan jaringan terorisme. Tentu kebebasannya berpotensi memunculkan kekhawatiran dan prasangka. Namun, saya kira hal itu tak perlu direspons berlebihan," kata Fahmi di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Menurut dia, pemerintah cukup menyampaikan bahwa pembebasan Abu Bakar Ba'asyir bukanlah sebuah keputusan politik.
baca juga:
Pemerintah juga memastikan bahwa meski telah bebas, tetap akan memantau dan melakukan pembinaan sebagaimana terhadap para mantan napi lainnya.
Pembebasan Ba'asyir, kata dia, harus dipahami bahwa statusnya adalah bebas murni.
Artinya, ini adalah hak yang bersangkutan yang harus diberikan setelah tuntas menjalani.
Diketahui, setelah dinyatakan bebas murni, Mantan narapidana terorisme Abu Bakar Baasyir meninggalkan Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat usai melaksanakan shalat subuh sekitar pukul 05.21 WIB, Jumat (8/1/2021).
Dilansir dari Antara, Abu Bakar Baasyir nampak mengenakan pakaian serba putih, kaca mata, dan masker dalam minibus putih jenis Hyundai berplat nomor AD 1138 WA.
Dalam iring-iringan kendaraan yang didahului dengan mobil ambulance, kendaraan yang ditumpangi oleh Abu Bakar Baasyir berada di urutan dua dari lima kendaraan.
Dari rangkaian kendaraan tersebut tak nampak mobil kepolisian. []