Pengamat: Dalam Politik, Jokowi Menang 2-0 Lawan Prabowo-Sandi

Pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersama tokoh politik bersalaman usai debat visi, misi dan gagasan di panggung debat capres dan cawapres kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Debat penutup kali ini mengusung tema Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keuangan, Investasi dan Industri. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO, Pengamat politik dari Universitas Negeri Semarang, Cahyo Seftyono, menilai dalam pertarungan antara Presiden Jokowi dan lawan politiknya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jokowi menang 2-0.
Jokowi dinilai tampak penuh siasat dan cerdik meski penampilannya terkesan lugu.
“Kepiawaian Jokowi menaklukkan rival tangguhnya dalam Pilpres 2019 yang lalu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno merupakan contoh gamblang,” urai dosen Kebijakan Publik ini.
baca juga:
Cahyo mengatakan, justru dengan sesumbar Prabowo bahwa dirinya akan timbul-tenggelam bersama rakyat, dan kata-kata manis Sandi bahwa dia tak tertarik masuk kabinet, sirna sudah.
"Keduanya kini melempar handuk, duduk manis dengan baju putih, menjadi bawahan langsung Jokowi," ujarnya.
Cahyo mengingatkan betapa kerasnya cercaan kedua tokoh itu terhadap Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu. Tapi hanya dalam setahun, kata-kata tajam mereka berubah menjadi pujian dan sanjungan setinggi langit kepada mantan rivalnya itu.
“Banyak orang kini risih mendengar sanjungan Prabowo pada Jokowi. Seperti lagu “Macane Dadi Kucing” (macannya jadi kucing), yang populer dikalangan masyarakat luas. Ini mungkin tak ada duanya di dunia," kata dia.
Dengan gayanya yang khas dan tenang, Jokowi memainkan strategi 'memangku lawan' dengan memberi pangkat atau jabatan sehingga lawannya senang, padahal Jokowi menang lebih besar.
"Seolah-olah seperti diangkat tapi sebenarnya dijatuhkan," kata Cahyo.