Meski Belum Legowo, Donald Trump Akhirnya Akui Kekalahannya

Meski belum mau blak-blakan mengakui kekalahannya, Donald Trump menjanjikan transisi kekuasaan yang mulus | Associated Press
AKURAT.CO, Untuk pertama kalinya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui kekalahannya dalam Pemilu 3 November pada Kamis (7/1) dini hari. Ia menjanjikan transisi yang mulus pada 20 Januari.
Dilansir dari CBS News, sebelumnya, Kongres menyimpulkan hasil penghitungan suara Pemilu dan menyatakan kemenangan Presiden Terpilih Joe Biden. Penetapan ini sempat tertunda akibat insiden penyerbuan Gedung Capitol oleh demonstran pro-Trump.
Pernyataan Trump disampaikan melalui twit yang diunggah di akun direktur media sosialnya, Dan Scavino.
baca juga:
"Meski saya sama sekali tidak setuju dengan hasil Pemilu dan fakta berpihak kepada saya, tetap akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari. Saya selalu mengatakan kami akan melanjutkan perjuangan kami untuk memastikan hanya suara sah yang dihitung. Meski ini merupakan akhir dari masa jabatan pertama terbesar dalam sejarah kepresidenan, ini hanyalah awal dari perjuangan kami untuk Membuat Amerika Hebat Lagi," ungkapnya.
Statement by President Donald J. Trump on the Electoral Certification:
— Dan Scavino (@DanScavino) January 7, 2021
“Even though I totally disagree with the outcome of the election, and the facts bear me out, nevertheless there will be an orderly transition on January 20th. I have always said we would continue our...
Akun Trump untuk sementara dikunci oleh Twitter pada Rabu (6/1). Itu sebabnya ia menggunakan akun Scavino.
Orang nomor satu di AS itu memang tidak menyerah, tetapi pernyataannya menyiratkan kekalahannya dalam Pemilu yang menurutnya dicurangi.
Presiden telah mendorong para pendukungnya pada Rabu (6/1) untuk berdemo di Gedung Capitol guna memprotes tindakan anggota parlemen. Massa kemudian menyerbu bangunan itu, bentrok dengan polisi, dan mengobrak-abriknya.
Otoritas mengatakan 4 orang tewas dalam insiden tersebut. Seorang wanita ditembak oleh seorang petugas di luar ruang DPR, sedangkan 3 lainnya meninggal dalam 'kondisi darurat medis'.
Aksi demonstran itu justru dipuji Trump dengan menyebut mereka sebagai 'orang-orang istimewa' dan mengatakan ia memahami sakit hati mereka. Twitter lantas mengunci akunnya untuk pertama kalinya dan mengancam 'penangguhan permanen'.[]