Temuan Seaglider Berpotensi Ancaman, DPR Minta Bakamla Perkuat Pengawasan Laut Indonesia

Politisi Partai Nasional Demokrat, Muhammad Farhan, di acara 'Membedah Visi Manajemen Talenta Presiden Jokowi Dalam Membangun Sumber Daya Manusia yang Berkualitas' di Resto Riung Sunda-Hotel Ibis Cikini, Rabu (31/7/2019) | AKURAT.CO/Maidian Reviani
AKURAT.CO, Menghadapi potensi ancaman seperti ditemukannya Seaglider yang ditemukan nelayan perairan Selayar, Sulawesi Selatan, Badan Keamanan Laut (Bakamla) diminta Perkuat Pengawasan Laut Indonesia.
"Karena kita perlu membangun kekuatan penunjang TNI AL," ujar Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan, dalam keterangan tertulis, Senin (4/1/2021).
Menurut Farhan, penguatan Bakamla sangat penting dibutuhkan sebagai Indonesian Coast Guard dengan kapasitas yang mumpuni.
"Sekalipun kita bisa mengandalkan kesiapan TNI AL, tapi jangan biarkan mereka berjuang sendiri di laut," imbuhnya.
Ia mengaku khawatir jika peralatan deteksi yang dimiliki oleh aparat keamanan di laut termasuk Bakamla. Kemudian, untuk jangka panjang, Komisi I DPR juga khawatir data-data (dari UUV) bisa jadi untuk kepentigan militernya dalam mendukung Nine Dashed Line di laut China Selatan.
Kendati, lanjut Farhan, hal ini sulit dilakukan di tengah pandemi Covid-19 ini. Namun Fraksi Nasdem, terus berupaya keras agar Bakamla menjadi Coast Guard yang mumpuni.
"Anggaran kita memang masih maju mundur. Apalagi pemerintah saat ini fokus dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Maka pengalaman Bakamla menjalin hubungan dengan Coast Guard negara lain dapat memperoleh manfaat besar pada pembangunan teknologi," pungkasnya.
baca juga:
Dikutip dari cnnindonesia.com, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan alat mirip rudal yang juga disebut sebagai drone bawah laut atau seaglider yang ditemukan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan tak hanya berfokus pada peralatan militer dan pertahanan.
Menurut Yudo, alat ini juga bisa digunakan sebagai alat industri, khususnya di bidang penelitian sumber daya alam di laut.
"Bahwasanya alat ini banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data hidro oseanografi," kata Yudo saat menyampaikan keterangan pers di Gedung Pushidrosal, Ancol, Jakarta Utara, Senin (4/1/2021).[]