India Setujui Vaksin Corona AstraZeneca dan Bharat BioTech, Target Imunisasi 300 Juta Orang
Lawan COVID-19

India resmi menyetujui vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford untuk penggunaan darurat | AFP
AKURAT.CO, India resmi menyetujui penggunaan darurat 2 vaksin virus corona. Negara ini pun bersiap menyelenggarakan salah satu program imunisasi terbesar di dunia.
Dilansir dari BBC, otoritas regulasi obat-obatan telah memberi lampu hijau pada vaksin yang dikembangkan AstraZeneca-Universitas Oxford dan vaksin perusahaan lokal Bharat Biotech. Perdana Menteri Narendra Modi menyebutnya sebagai 'titik balik yang menentukan'.
India berencana memasukkan sekitar 300 juta warganya dalam daftar prioritas tahun ini. Negara tersebut telah mencatat jumlah infeksi tertinggi kedua di dunia, dengan lebih dari 10,3 juta kasus dikonfirmasi hingga saat ini. Selain itu, hampir 150 ribu orang tewas.
baca juga:
Pada Sabtu (2/1), India mengadakan latihan nasional untuk mempersiapkan lebih dari 90 ribu petugas medis guna menyuntikkan vaksin di seluruh negeri yang berpenduduk 1,3 miliar jiwa ini.
Menurut Jenderal Pengawas Obat India, kedua produsen telah menyerahkan data yang menunjukkan bahwa vaksin mereka aman digunakan. Namun, oposisi dan sejumlah dokter mengkritik kurangnya transparansi dalam proses persetujuan.
"Saya mengerti ada kebutuhan agar prosesnya cepat, sehingga hambatan regulasi dihilangkan. Namun, pemerintah dan regulator berkewajiban untuk transparan tentang data yang telah mereka kaji dan proses pengambilan keputusan untuk mengizinkan vaksin. Pasalnya, jika mereka tidak melakukannya, ini dapat memengaruhi kepercayaan publik," komentar Swapneil Parikh, seorang peneliti penyakit menular yang tinggal di Mumbai.
Vaksin Oxford/AstraZeneca diproduksi secara lokal oleh Serum Institute of India, produsen vaksin terbesar di dunia. Perusahaan ini menghasilkan lebih dari 50 juta dosis sebulan. Menurut CEO Adar Poonawalla, perusahaannya akan meningkatkan produksi hingga 100 juta dosis sebulan usai menerma persetujuan regulasi.
Suntikan yang dikenal sebagai Covishield di India ini diberikan dalam 2 dosis dengan jeda 4-12 pekan. Vaksin ini dapat disimpan dengan aman pada suhu 2-8 derajat celsius, hampir sama dengan kulkas rumah tangga dan dapat dikirimkan dengan sistem perawatan kesehatan yang sudah ada. Hal ini pun memudahkan pendistribusiannya dibandingkan sejumlah vaksin lainnya, misalnya Pfizer/BioNTech.
Sementara itu, vaksin lokal telah disetujui meski tidak ada data seberapa efisien vaksin tersebut. Suntikan ini belum melalui uji coba skala besar, tetapi Jenderal Pengawas Obat-obatan VG Somani mengklaim Covaxin dari Bharat Biotech aman dan memberikan respons imun yang kuat.
India memproduksi sekitar 60 persen vaksin secara global. Negara ini berencana mengimunisasi sekitar 300 juta orang pada Juli 2021. Petugas kesehatan, layanan darurat, dan golongan rentan secara klinis karena usia atau kondisi yang sudah ada akan diprioritaskan.[]