Isu Lockdown Malioboro dan PSBB Bikin Okupansi Hotel di DIY Anjlok

Pemberlakukan uji coba manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) di Jalan Malioboro dan seputarannya, Selasa (2/11/2020) | AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
AKURAT.CO, Tingkat okupansi hotel di DIY menjelang malam pergantian tahun 2021 anjlok menjadi delapan persen. Isu penutupan total Malioboro dan sekitarnya serta PSBB di DIY diklaim menjadi penyebabnya.
"Reservasi tanggal 31 Desember kalau dirata-rata se-DIY hanya delapan persen. Sempat lima persen tapi ada kenaikan tiga persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Rumah Makan (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono di Hotel Ibis, Kota Yogyakarta, Rabu (30/12/2020).
Hitungan tersebut berdasarkan tingkat reservasi di 182 hotel dalam keanggotaan PHRI yang telah tersertifikasi dan memperoleh izin beroperasi selama masa pandemi COVID-19.
baca juga:
Padahal, berdasarkan data PHRI per Kamis 17 Desember 2020 silam, okupansi untuk tanggal 25-31 Desember bisa mencapai 25 persen. Itu pun sebenarnya sudah turun dari 42 persen buntut kebijakan wajib rapid antigen bagi pendatang luar daerah.
"Tapi peningkatan cancel-an (reservasi) juga tinggi, saya bisa menyampaikan sekitar 35 persen cancel tinggal tadi yang saya sampaikan delapan persen," paparnya.
Deddy berujar, hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Antara lain, adanya isu penutupan total kawasan Malioboro serta PSBB di wilayah DIY.
"Tapi alhamdulillah pak wali kota sudah bilang kalau hanya buka tutup (arus lalu lintas) dan itu sudah terjadi setiap tahun," katanya.
Pihaknya menyesalkan beredarnya isu tersebut, terutama di saat hotel-hotel dan restoran telah mengupayakan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE).
Belum lagi langkah banting harga dengan membuka promo untuk staycation. Bahkan hingga 50 persen dari tarif normal.
"Jadi kita berharap ada peningkatan nantinya dari wisatawan lokal maupun Jawa Tengah. Karena kalau dari luar daerah jangka waktunya tinggal sedikit," pungkasnya.[]