Sritex Bantah Keterlibatan Gibran dalam Pengadaan Goodiebag Bansos Covid-19

Gibran Rakabuming Raka berbicara di depan awak media di Solo, Jawa Tengah, pada 17 Juli 2020 | ANTARA FOTO
AKURAT.CO, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) bersuara soal isu keterlibatan Putra Prsiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka dalam pengadaan ‘goodiebag’ atau bantuan sosial (Bansos) yang diadakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos). Gibran diisukan merekomendasikan Sritex untuk dapat proyek tersebut.
"Berita keterlibatan suadara Gibran Rakabuming Raka dalam pengadaan ini tidak benar. Kami tidak pernah membuka komunikasi apapun dengan saudara Gibran Rakabuming Raka terkait pengadaan ini," kata Corporate Communication Head PT Sri Rejeki Isman Tbk Joy Citradewi dalam rilisnya, Senin (21/12/2020).
Lebih jauh Joy menjelaskan bagaimana Sritex mendapat proyek pengadaan Goodiebag di Kemensos. Pihak Sritex mengaku dihubungi Kemensos mengenai kebutuhan tas ‘goodiebag’ pada bulan April 2020 lalu. Pemesanan tersebut kemudian diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.
baca juga:
"Sebagai perusahaan terbuka kami selalu mengedepankan asas transparansi dan keterbukaan informasi. Kami juga berharap klarifikasi ini dapat meluruskan isu yang beredar di tengah masyarakat dan dapat dituntaskan segera dan sebaik-baiknya," kata Joy.
Sementara itu Gibran Rakabuming Raka juga membantah. Dia menyebutkan dirinya tidak pernah ikut-ikutan merekomendasikan dana bantuan sosial (Bansos) terkait kasus korupsi yang menyeret mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.
"Saya namanya disebut-sebut kasus itu, tidak benar, saya tidak pernah merekomendasikan ikut campur dalam urusan Bansos apa lagi merekomendasikan goodie bag, " kata Gibran disela acara kegiatan Bakti Sosial (Baksos) di Banyuagung, Banjarsari, Solo, Senin.
Menurut Gibran dirinya mempersilahkan untuk mengkonfirmasi pada pihak PT Sritex dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Gibran meminta buktikan, dan karena dirinya tidak pernah melakukan korupsi.
Gibran menegaskan jika mau melakukan korupsi kenapa baru sekarang, kenapa nggak dulu-dulu. Dirinya nggak pernah seperti itu. Jika ingin proyek lebih besar dari PLN, Pertamina, dan jalan tol itu nilainya sampai triliunan rupiah. []