Kisah Penculikan Anak Sekolah oleh Geng Bersenjata di Nigeria, Dipaksa Berjalan di Hutan dan Minum Genangan Air

Para siswa yang menjadi korban penculikan di Kankara, negara bagian Katsina, Nigeria dipertemukan kembali dengan orang tua mereka pada Jumat (18/12) | Associated Press
AKURAT.CO, Annas Shuaibu terbangun mendengar suara tembakan dari orang-orang yang menyerbu sekolah asramanya di barat laut Nigeria pada malam hari. Ia dan ratusan anak lelaki lainnya lantas ditangkap dan dipaksa keluar dari sekolah menuju hutan terdekat.
Setelah beberapa jam melewati hutan, para pria bersenjata itu memerintahkan mereka berhenti berjalan. Mereka juga mengancam agar anak-anak tersebut tak mencoba kabur.
"Mereka mengatakan jika ada yang mencoba melarikan diri atau kami membiarkannya lari, ia tak akan pergi ke mana-mana. Sebaliknya, ia akan mati di hutan," ungkapnya, dilansir dari Reuters.
baca juga:
Itulah kisah Shuaibu yang menjadi salah satu dari 344 siswa yang diculik dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah, sebuah sekolah berasrama khusus lelaki di kota Kankara, negara bagian Katsina. Insiden ini terjadi pada 11 Desember 2020.
Anak-anak tersebut ditahan selama 6 hari sebelum dinas keamanan menyelamatkan mereka pada Kamis (17/12) dari hutan Rugu, kawasan hutan yang membentang di 4 negara bagian Nigeria. Peristiwa itu lantas memicu kemarahan atas ketidakamanan yang mencengkeram sebagian besar Nigeria, negara berpenduduk paling padat di Afrika. Insiden ini juga mengingatkan penculikan Boko Haram pada 2014 terhadap lebih dari 270 siswi sekolah di kota timur laut Chibok.

Mengenakan kaftan biru kehijauan, Shuaibu tampak riang sehari setelah dipertemukan kembali dengan keluarganya. Ia tersenyum lebar saat bermain sepak bola dengan teman-teman di dekat rumahnya di Kankara. Namun, senyumannya sirna ketika menceritakan situasinya saat ditahan.
"Saya sangat takut karena tak tahu ke mana kami akan pergi," ucapnya lirih sambil menunduk ke bawah.
Remaja 16 tahun ini tak tahu pasti berapa orang yang menahan mereka. Ia menuturkan berjalan melewati hutan dan anak-anak lelaki dipukuli oleh para penculik. Mereka hanya mendapat sedikit makanan, bahkan kadang terpaksa makan daun dan minum dari genangan air di hutan.
Sementara itu, seorang siswa lain mengatakan para penculik awalnya membawa mereka ke tempat persembunyian.