Dokter Senior Indonesia Tak Dapat Ventilator, Media Asing Soroti Buruknya Penanganan COVID-19 di Indonesia
Lawan Covid-19

Media asing soroti meninggalnya dokter senior Indonesia, Sardjono Utomo, karena tidak mendapatkan ventilator. | straitstimes.com
AKURAT.CO, Kasus COVID-19 di Indonesia belum menampakkan tanda-tanda menurun. Bahkan, pada Kamis 3 Desember lalu, kasus baru di Tanah Air kembali memecahkan rekor, yakni 8.369 kasus baru dalam satu hari. Selain itu, sejumlah media lokal juga memberitakan bahwa kapasitas rumah sakit daerah telah penuh.
Hal ini turut disorot oleh oleh media asing, salah satunya Reuters, media yang berkantor pusat di London. Reuters menuliskan sebuah artikel dengan judul 'Death of senior doctor rings alarm bells in pandemic-struck Indonesia'.
Dalam artikel yang disusun oleh Agustinus Beo Da Costa dan Stanley Widianto itu dijelaskan salah satu kasus di Surabaya yang menyedot perhatian publik, yakni kisah seorang dokter dan istrinya yang meninggal akibat COVID-19 dan tak bisa mendapatkan perawatan yang layak.
baca juga:
Dokter Sardjono Utomo, seorang dokter senior Indonesia, memeriksakan dirinya ke rumah sakit lokal di Jawa Timur pada hari Selasa (1/12) sore lalu. Namun, setelah 24 jam kerabatnya menghubungi beberapa rumah sakit di Surabaya untuk mendapatkan sebuah ventilator, hasilnya nihil. Dokter Sardjono dan istrinya meninggal dunia karena COVID-19.
Di Pamekasan, sebuah daerah di pulau Madura yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, tempat Sardjono bekerja selama bertahun-tahun sebagai direktur rumah sakit, tidak terdapat satu pun ventilator.
Jadi, ketika dokter berumur 67 tahun tersebut tiba di Rumah Sakit Mohammad Noer dan sangat membutuhkan ventilator, ia tak bisa mendapatkannya.
“Di manapun sedang penuh. Dan segalanya juga penuh di sini, di Pamekasan. Sekarang segalanya telah mencapai puncaknya,” ujar Dr. Syaiful Hidayat, seorang pulmonologis yang merawat Sardjono.
Menantu Sardjono, Arif Rahman, mengatakan bahwa situasi yang dialami oleh Sardjono menunjukkan betapa buruknya kondisi perlengkapan rumah sakit daerah di Indonesia dalam menghadapi pandemi.
“Ventilator sangatlah penting. Di Pamekasan, yang dijadikan sebagai tempat rujukan untuk sejumlah daerah, mengalami keadaan yang sangat menyedihkan. Apalagi di berbagai daerah lainnya seperti Surabaya, di mana kondisi di sana yang selalu penuh,” tambah Arif Rahman.