Isolasi Mandiri 'Setengah Hati' Diduga Jadi Pemicu 74 Kasus Penularan Corona Dalam Keluarga di Sleman
Lawan COVID-19

Ilustrasi Rapid Test | Antara
AKURAT.CO, Pelaksanaan isolasi mandiri 'setengah hati' disinyalir sebagai pemicu utama munculnya puluhan kasus penularan COVID-19 antar-anggota keluarga di Sleman. Selama bulan Oktober-November 2020, terhitung sudah ada 74 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan, penularan dalam lingkup keluarga ini sebagian bisa dikategorikan sebagai klaster. Mengingat, ada yang telah mencapai penularan generasi III.
"Pengertiannya klaster keluarga itu misalnya, suami pulang dari Sulawesi atau Jakarta, periksa hasilnya positif COVID-19. Ternyata, istrinya saat tracing kontak, hasilnya positif," kata Joko saat dijumpai di kantornya, Sleman, Jumat (4/12/2020).
baca juga:
Salah satu kasus yang cukup mengemuka adalah peristiwa meninggalnya seorang dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, 13 Oktober lalu usai beberapa hari sebelumnya dinyatakan positif COVID-19. Hasil penelusuran riwayat kontak, ditemukan empat kasus yang berkaitan dan semua pasiennya masih ada hubungan darah.
Joko menyebut, selama bulan Oktober-November sudah ada 74 kasus penularan antar-anggota keluarga. Berdasarkan kajian Dinkes Sleman, munculnya kasus macam ini diduga pasien tidak disiplin kala melaksanakan isolasi mandiri.
"Kalau secara kualitatif belum kita kaji mendalam, tapi pasti ada (kaitan) itu," imbuh Joko.
"Tapi, kalau secara kuantitatif ya logika saja, mengapa kok ada satu orang positif kemudian tidak mau diisolasi di shelter, kemudian anak atau orangtua atau suami-istrinya positif. Itu ada beberapa kelompok yang kalau dijumlah ada 74 kasus," sambung dia.
Dikatakan Joko, untuk saat ini saja di Sleman ada lebih dari 50 persen pasien dari total seluruh kasus aktif yang memilih untuk isolasi mandiri. Ketimbang dikarantina di fasilitas kesehatan darurat COVID-19 (FKDC).
Dugaannya, selama Oktober-November sebagian pasien tidak menerapkan isolasi mandiri secara tuntas. Artinya, masih meninggalkan celah atau peluang untuk virus menular ke sesama penghuni rumah.