Antisipasi Erupsi Merapi, Berikut 3 Skenario Pemindahan TPS Pilkada Sleman

Jajaran Pemkab Sleman ketika meninjau kesiapan barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (5/11/2020) malam | AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
AKURAT.CO, Sejumlah skenario pemindahan tempat pemungutan suara (TPS) dipersiapkan di kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Merapi. Di Sleman, ada tiga skenario yang telah disepakati pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang turut diperbantukan mengawal keberlangsungan Pilkada 2020 di Sleman mengumumkan tiga skenario tersebut.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menjelaskan, ketiga skenario ini ditentukan berdasarkan radius aman yang ditentukan BPPTKG. Balai tersebut pada 5 November 2020 menetapkan jarak aman sejauh 5 kilometer dari puncak menyusul kenaikan status Merapi menjadi Siaga (level III).
baca juga:
"Skenario pertama, adalah apabila situasi seperti sekarang, adalah (radius aman) dalam jangkauan 5 kilometer," kata Yuli di Mapolda DIY, Kamis (2/12/2020).
Skenario kedua adalah ketika radius aman menjadi 7 kilometer dari puncak Merapi. "Skenario tiga apabila pada hari pemungutan suara, yang mengungsi itu pada radius 10 kilometer," sambungnya.
Di Sleman sendiri ada tiga kecamatan yang masuk dalam zona KRB, meliputi, Cangkringan, Pakem, dan Turi.
Di Cangkringan, dalam skenario 5 kilometer terdapat 1 TPS yang dipindah. Skenario 7 kilometer 5 TPS, sementara skenario 10 kilometer 18 TPS bergeser.
"Wilayah Pakem dalam skenario 5 dan 7 kilometer, TPS yang dipindah tidak ada. Baru di skenario 10 kilometer ada 16 TPS yang akan dipindah," urai Yuli.
Terakhir, untuk wilayah Turi tidak ada TPS yang dipindah dalam skenario 5 kilometer. Manakala diberlakukan skenario 7 kilometer maka ada 5 TPS dipindah.
"Radius 10 kilometer ada 13 TPS yang harus dipindah," pungkas Yuli. []