Testing COVID-19 di 11 Provinsi Sudah Capai Target WHO

Warga menjalani tes usap atau swab test di Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium (GSI Lab), Cilandak, Jakarta, Senin (19/10/2020). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan jumlah testing di 11 provinsi di Indonesia telah memenuhi standar World Health Organization (WHO).
Hal ini disampaikan Dewi Nur Aisyah secara virtual di akun Youtube BNPB Indonesia dalam acara 'COVID-19 Dalam Angka: Analisa Testing COVID-19 di Daerah' pada Rabu (2/12/2020).
"Seminggu terakhir, ada 11 provinsi yang (testing COVID-19) sudah mencapai target WHO. Kita cari provinsi dengan angka yang di atas 1.000. Kenapa? Karena targetnya adalah 1.000 per 1 juta penduduk," kata Dewi Nur Aisyah.
baca juga:
11 Provinsi itu adalah DKI Jakarta mencapai 7.151 orang per minggu, Kalimantan Timur 3.584, Riau 2.144, Papua Barat 2.142, Sumatera Barat 1.989 dan Papua 1.745, Sulawesi Utara 1.673, DI Yogyakarta 1.631, Bali 1.466, Jawa Tengah 1.329 dan Kalimantan Selatan 1.252.
Sementara itu, ada 13 provinsi baru mencapai 50 persen jumlah testing COVID-19 target WHO. Diantaranya, Maluku Utara 990, Banten 970, Kalimantan Tengah 876, Kalimantan Barat 861, Jawa Timur 854, Jawa Barat 798, Maluku 791, Sulawesi Selatan 771, Sumatera Utara 688, Bangka Belitung 683, Kepulauan Riau 623, Sumatera Selatan 620 dan Kalimantan Utara 584.
"Namun, ada 10 provinsi kurang dari 50 persen target WHO. Yaitu, Jambi 445, Gorontalo 443, Lampung 376, Bengkulu 365, Aceh 345, Sulawesi Tenggara 331, Sulawesi Barat 316, NTT 285, NTB 238 dan Sulawesi Tengah 222. Berarti yang harus kita tingkatkan yang di 10 provinsi tadi. 13 Provinsi juga butuh ditingkatkan namun ini lagi-lagi beda angkanya," ujarnya.
Sebelumnya, Dewi Nur Aisyah membahas positivity rate COVID-19 di Indonesia. Dia mengatakan positivity rate COVID-19 di Indonesia pada November cenderung menurun ketimbang Oktober. Positivity rate adalah rasio tes COVID-19 dengan kasus positif.
Dewi Nur Aisyah menuturkan, awalnya Positivity rate periode Juni cenderung naik, yakni 16 persen, sementara pada Oktober cenderung turun di angka 14 persen.
"(Positivity rate) November 13,55 persen per 29 November 2020, sedikit turun dibanding bulan Oktober," kata Dewi Nur Aisyah secara virtual di akun Youtube BNPB Indonesia dalam acara 'COVID-19 Dalam Angka: Analisa Testing COVID-19 di Daerah' pada Rabu (2/12/2020).
Meski positivity rate turun, angka kasus positif COVID-19 meningkat. Bahkan memecahkan rekor penambahan kasus harian tertinggi pada pekan ketiga November. Hal ini dikarenakan efek libur panjang akhir Oktober sampai awal November yang baru terlihat dampaknya dua pekan setelahnya.[]