Mata-mata Korsel: Kim Jong-un Eksekusi 2 Pejabat, Lockdown Pyongyang, hingga Bahas Joe Biden

Kim Jong Un menghadiri pertemuan Politbiro Partai Buruh di Pyongyang | Layanan Berita Korea via AP
AKURAT.CO, Sempat lama tidak ada kabar, pemimpin besar Korea Utara (Korut) Kim Jong-un kini kembali jadi tajuk utama di berbagai media. Dalam laporan terbaru, Kim melakukan serangkaian kebijakan termasuk mengeksekusi pejabat, mengunci Pyongyang, hingga membahas Joe Biden.
Melansir AP News, aksi teranyar Kim itu dibocorkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) selama pertemuan parlemen Jumat (27/11) ini. NIS menjabarkan bahwa Kim pada dasarnya telah melancarkan taktik untuk menangkis COVID-19 serta mendongkrak ekonomi Korut.
Untuk urusan COVID-19, Kim dilaporkan telah resmi mengisolasi ibu kota Pyongyang serta provinsi Jagang utara. Disebutkan pula bagaimana untuk mencegah air laut terinfeksi, Kim telah melarang penangkapan ikan hingga produksi garam.
baca juga:
Selain itu, Kim dilaporkan melakukan upaya peretasan terhadap setidaknya satu perusahaan farmasi Korea Selatan (Korsel). Meski tidak menyebutkan nama, tetapi perusahaan ini dikatakan tengah mengembangkan vaksin virus corona. Namun, pada akhirnya, menurut NIS, upaya Kim itu gagal.
Salah satu anggota parlemen, Ha Tae-keung juga menambahkan bahwa Kim telah menunjukkan 'kemarahan yang berlebihan'. Ia juga dikatakan mengambil 'tindakan irasional' atas dampak pandemi COVID-19.
Tentang berita eksekusi, Ha membeberkan bahwa Kim menghukum mati seorang pejabat yang bertanggung jawab atas penurunan nilai tukar mata uang. Terkait dengan ini, kelompok pemantau Korut di Seoul memang telah mengatakan bahwa nilai tukar Korut terhadap dolar baru-baru ini anjlok. Terlebih karena sebagian besar penyelundupan telah dihentikan menyusul penutupan perbatasan China karena virus corona.
Sementara itu, pada Agustus, Kim dikatakan telah memvonis mati seorang pejabat penting lainnya. Belum juga diketahui secara jelas siapa atau jabatannya. Meski begitu, ia diketahui tewas karena melanggar peraturan pembatasan barang yang dibawa dari luar negeri.
Terkait Biden, Kim telah menginstruksikan para diplomat luar negerinya untuk menahan diri dari tindakan yang bisa memprovokasi Amerika Serikat (AS). Adapun alasannya menurut NIS tidak lain karena Kim khawatir dengan pendekatan baru yang bakal diambil oleh Biden.
Pemerintah Korut sendiri memang tercatat masih bungkam terkait dengan kemenangan Biden atas Donald Trump. Pasalnya, seperti diketahui, selama ini, Kim lekat dengan Trump terutama soal kesepakatan nuklir.