Mengenal Kapolsek Sawah Besar Kompol Eliantoro Jalmaf

Kompol Eliantoro Jalmaf | AKURAT.CO/Miftahul Munir
AKURAT.CO, Kompol Eliantoro Jalmaf, lelaki kelahiran Jayapura tidak menyangka bakal menjadi seorang Perwira Menengah Polri di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Dia tidak menampik kalau keinginannya menjadi anggota Polri terinspirasi sosok sang ayah yang gagah di masanya.
Eliantoro menceritakan sedikit tentang ayahnya. Kata dia, ayahnya anggota Brimob yang ditugaskan di Jayapura. Kegagahan sang ayah menggunakan seragam Polri membuat Eliantoro menempuh Akademi Kepolisian di Jayapura selepas lulus SMA. Dia kemudian mengikuti pendidikan di Semarang, Jawa Tengah dan tahun 203 dinyatakan lulus.
Setelah lulus, Eliantoro ditugaskan di Polda Jambi, tepatnya di Muara Tebo. "Jabatan pertama saya itu Kepala Sentra Pelayanan Kepoisian (KSPK) Polres Muara Tebo," akunya kepada AKURAT.CO, Jumat (27/11/2020).
baca juga:
Eliantoro menjalani tugas di Muara Tebo selama 4 tahun. Kemudian dia kembali melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Lulus PTIK. Eliantoro ditugaskan ke Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai Kasubnit Lalu Lintas. Beberapa bulan kemudian dia diangkat sebagai Kasat Lalu Lintas Polres Sumbawa Barat atau tepatnya di Taliwang.
Dua tahun bertugas sebagai Kasat Lantas, Eliantoro dimutasi ke Polres Lombok Timur dengan jabatan yang sama. Dia juga pernah merasakan jabatan sebagai Kasie STNK Polda NTB dan Kapolsek Praya Barat Lombok Tengah beberapa tahun lalu.
"Setelah itu saya lanjut Kuliah S2, terus saya masuk Polda Metro atau tepatnya sebagai Kabagops Polres Bandara. Kemudian saya jadi Kapolsek Jatiuwung, Polres Tangerang Kota. Saya ditarik lagi sebagai anggota Propam Polda dan saya diminta untuk jadi Kapolsek Swah Besar," ujar dia.

Berbagi waktu di tengah kesibukan
Eliantoro sosok Ayah yang begitu menyayangi keluarganya, hal ini terbukti disela-sela kesibukannya sebagai Kapolsek Sawah Besar ia sempatkan untuk menelepon atau sekadar video call dengan anak dan istrinya. Sebab, ia sudah sangat jarang pulang ke rumah karena tugasnya mengayomi masyarakat.