Usia, Tempat Asal, hingga Jenis Transportasi Guru jadi Pertimbangan Pembelajaran Tatap Muka di DI

Siswa sekolah dasar didampingi orang tua melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama tahun ajaran baru 2020-2021 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (13/7/2020). Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan sekolah untuk melakukan sistem PJJ di awal tahun ajaran baru hingga September mendatang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. | ANTARA FOTO/Feny Selly
AKURAT.CO, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan sederet persiapan sebelum mengizinkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka terbatas pada Semester Genap pada Tahun Ajaran (TA) 2020-2021 nanti. Antara lain mewajibkan sekolah mendata guru pengajar dan siswa masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Didik Wardaya menjelaskan, beberapa sekolah akan melalui tahap uji coba pembelajaran tatap muka sebelum atau saat semester genap nanti. Hanya saja sebelumnya mereka diwajibkan mendata terlebih dahulu para guru dan siswa.
"Selain memastikan penerapan protokol kesehatan yang mendasar dan kesiapan gugus tugas sekolah, termasuk harus menginventarisasi berapa guru yang usianya sudah berisiko (terpapar COVID-19)," kata Didik saat dihubungi, Kamis (26/11/2020).
baca juga:
"Guru dan siswa yang berasal dari daerah merah (penularan COVID-19), tingkat kelurahan ya itu kan tetap kita gunakan sebagai dasar (pertimbangan). Termasuk, rata-rata mereka menggunakan kendaraan apa ke sekolah," paparnya lagi.
Bagi guru yang masuk kategori rentan atau setidaknya sudah mendekati usia pensiun diprioritaskan mengajar lewat pembelajaran jarak jauh. Lantaran, dikhawatirkan malah membahayakan dirinya maupun para siswa.
"Guru bisa ngajar dari rumah (daring). Karena bisa jadi dia sehat-sehat, tapi karena usia sudah menjelang pensiun dan imunnya tidak kuat lalu ketemu siswa atau guru lain yang berangkat ke sekolah dengan kendaraan umum (berisiko terpapar)," ujarnya.
Didik menegaskan, pembelajaran tatap muka bukan berarti menghilangkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan selama masa pandemi COVID-19 ini. Justru dipadukan agar KBM makin optimal.
"Tatap muka kalau kita selenggarakan tidak mungkin satu hari full. Artinya, guru bisa memilih materi mana saja yang sulit yang harus diterangkan di dalam tatap muka. Supaya efektif, dilanjutkan dengan daring dan mencari sumber ilmu lain tapi tetap dalam koordinasi guru," tuturnya panjang.
Bagi mereka yang pada akhirnya bisa berpartisipasi dalam uji coba atau saat KBM tatap muka nanti, Didik menegaskan, ada protokol ketat yang wajib dipatuhi di masing-masing kelas. Intinya, membatasi interaksi antara guru dan murid.
"Misalnya, kalau ngajar, tidak perlu ada sentuhan. Duduk di depan saja. Mengkoordinir materi-materi mana saja yang sulit dilaksanakan secara daring," pungkasnya.[]