Belum Diputuskan Anies, Komisi E DPRD DKI Dukung Sekolah Tatap Muka Awal 2021

Sejumlah pelajar dari berbagai macam tingkat sekolah melakukan kegiatan pembelajaran langsung jarak jauh (PLJJ) di Kantor Sekretariat warga RW 02, Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2020). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Komisi E DPRD DKI Jakarta mendukung wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang meminta sekolah menggelar pembelajaran tatap muka dalam kelas mulai awal tahun 2021 mendatang.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengatakan, pihaknya mendukung langkah tersebut lantaran Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilakoni pada masa pandemi ini punya sejumlah kendala. Lagipula sistem pembelajaran model begini sudah bikin peserta didik jenuh.
“Dengan sistem pembelajaran jarak jauh itu nggak maksimal, ada dari faktor siswanya, faktor sekolahnya juga, terus ada juga anak yang enggak punya smartphone, internet,” kata Johnny ketika dikonfirmasi Selasa (24/11/2020).
baca juga:
Di wilayah Jakarta, semua tingkatan sekolah sudah ditutup sejak Maret 2020 atau saat Covid-19 mulai masuk ke Ibu Kota. Artinya sudah lebih dari setengah tahun ini, peserta didik di Jakarta menjalankan sekolah secara virtual.
“Karena itu menurut saya, perlu dibuka tapi kita mulai dengan prinsip kehati hatian,” ujarnya.
Kendati sepakat sekolah dibuka pada masa pandemi ini, namun Jhonny mengatakan, pembukaan sekolah tatap muka ini jelas tidak bisa dilakukan serempak, lantaran setiap daerah di Jakarta punya risiko penyebaran wabah yang berbeda.
“Kita mulai dulu dari anak sma dulu lah dibuka, bertahap, dengan catatan sebelum itu dimulai, sekolah panggil orang tua, jadi dijelaskan, iniloh protokol kesehatan, dampak negatif kalau tidak disiplin,” ucapnya.
Tidak hanya itu, sebelum sekolah tatap muka dimulai, Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan juga diminta menyediakan berbagai fasilitas seperti tempat mencuci tangan dan kelengkapan lainnya untuk mendukung penerapan protokol kesehatan di Sekolah.
“Menyangkut sarana protokol kesehatan, masker disiapkan di sekolah, kemudian alat cuci tangan, air mengalir, kemudian hand sanitizer dan ada juga khusus guru yang ngawasin,” imbuhnya.