PP Muhammadiyah Saran Gencarkan Kampanye Perubahan Perilaku di Masa Pandemi

Petugas mengimbau untuk mematuhi protokol kesehatan kepada warga yang berlibur di Pantai Lagoon, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara, Kamis (29/10/2020). | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO, Sekretaris Satuan Tugas Covid-19 PP Muhammadiyah, Arif Nur Kholis melaporkan dari 82 rumah sakit Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Tanah Air, saat ini telah merawat 17.000 pasien Covid-19.
Kata Arif, angka penambahan korban corona terus bertambah dari hari ke hari dan tujuan pentingnya adalah perubahan perilaku.
"Grafik perubahan perilaku menuju masyarakat yang disiplin menerapkan protokol kesehatan pada kenyataannya naik-turun. Untuk itu perlu terus digencarkan kampanye perubahan perilaku melalui berbagai tema," kata dia dalam Rapat virtual Satgas Penanganan Covid-19, dalam keterangan yang diterima pada Senin (23/11/2020).
baca juga:
Menurutnya, semakin tinggi tingkat kepatuhan masyarakat, maka tidak diperlukan pendekatan dengan cara keras dan tegas, demikian pula sebaliknya.
Meski begitu, kampanye perubahan perilaku bukan tanpa hambatan. Hal yang sangat disesalkan adalah perilaku elite yang ada kalanya justru menurunkan persepsi masyarakat terhadap tingkat kepatuhan menjalankan protokol kesehatan.
Arif menyebut saat semua elemen masyarakat bekerja keras mengubah perilaku masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan, ada elite masyarakat lain yang justru abai, bahkan terkesan menabrak.
"Dampaknya sangat serius terhadap indeks persepsi masyarakat. Kesan yang timbul di masyarakat bisa sangat keliru. Menduga kalau situasi sudah aman,” tegas Arif.
PP Muhammadiyah meminta Satgas Covid-19 menaruh perhatian tidak saja pada sosialisasi protokol kesehatan, tetapi juga protokol kejadian. Sebab di banyak tempat, saat terjadi kasus, semua menjadi gagap. Selain itu, banyak di antara warga masyarakat yang belum tahu bagaimana protokol menangani warga sekitar yang terinfeksi Covid-19.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo pun mengajak segenap aparat, petugas, relawan, dan berbagai elemen masyarakat lain mempertahankan semangat memerangi Covid-19, karena di Indonesia belum tahu kapan pandemi berakhir.