BPPTKG Sebut Terjadi Guguran Tebing Lava Gunung Merapi Sisa Erupsi 1954

Kondisi Gunung Merapi diambil dari Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman, Sabtu (7/11/2020) | AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
AKURAT.CO, Balai Penyelidikan dan Pengamatan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut terjadi guguran tebing lava Gunung Merapi sisa erupsi tahun 1954. Fenomena ini tak berpengaruh pada aktivitas Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menyebut, sejak peningkatan status menjadi Siaga (level III) hingga saat ini, aktivitas kegempaan Merapi tercatat cukup tinggi. Kegempaan dangkal yang dominan berdampak pada ketidakstabilan material lama yang ada di puncak.
Hanik menjelaskan, terpantau melalui pantuan CCTV pengamatan Gunung Merapi terpasang di Deles terjadi guguran tebing lava lama pada Minggu (22/11/2020) pukul 06.50 WIB. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik.
baca juga:
"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," kata Hanik dalam keterangan resminya, Senin (23/11/2020).
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," sambung dia.
Pada periode pengamatan tanggal 22 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 50 gempa guguran. Lalu, 81 kali gempa embusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.[]