Survei, Sebagian Masyarakat Tangsel Tidak Akan Gunakan Hak Pilihnya

Direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi usai menghadiri sebuah diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019). | AKURAT.CO/Oktaviani
AKURAT.CO, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil penelitiannya terkait Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel). Hasilnya, sebagian masyarakat Tangsel menyatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya atau tidak mencoblos pada 9 Desember 2020 mendatang karena alasan Pandemik Covid-19.
"Sedikitnya sebesar 16.3% warga mengaku kecil kemungkinannya untuk hadir di hari pencoblosan nanti karena faktor Pandemi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan rilis hasil survei Lembaga Indikator Politik secara virtual, Selasa (17/11/2020).
Oleh karena itu, kemungkinan tingkat golput bisa meningkat apabila penyelenggara pemilu tidak bisa memastikan keselamatan masyarakat saat pesta demokrasi berlangsung.
baca juga:
"Jika pemerintah dan penyelenggara pemilu tidak mengantisipasi tersebut, maka kita layak khawatir atas kualitas penyelenggaraan Pilkada serentak di banyak wilayah yang diadakan tahun ini," tambahnya.
Meski demikian, dikatakannya, kesadaran warga Tangsel terhadap pemilihan walikota (Pilwalkot) mayoritas mengetahui karena adanya spanduk atau baliho yang terpasang disepanjang jalan raya.
"Awareness warga tentang akan diadakannya pemilihan langsung Walikota Kota Tangerang Selatan pada Desember 2020 mendatang saat ini sekitar 96.6%, maka hampir semua pemilih sudah mengetahui," ujarnya.
Selain itu, Burhanuddin mengatakan bahwa masyarakat Tangsel menginginkan pemimpin sebagai Walikota dan Wakil Walikota yang amanah dan berintegritas.
"Faktor integritas menjadi kriteria paling utama yang diharapkan dimiliki oleh calon pemimpin di Tangsel," ucapnya.
"Warga Tangsel yang menginginkan sifat kepemimpinan amanah dan integritas ini relatif tinggi dibanding wilayah-wilayah lain di Indonesia," sambungnya.