Joe Biden, Terkuburnya Bandar Minyak dan Batubara

Joe Biden saat berbicara kepada para pendukungnya di Wilminton, Delaware pada Rabu (4/11) pagi waktu setempat | AP Photo/Paul Sancya
AKURAT.CO, Meski belum resmi menang, kandidat Presiden Amerika Sèrikat (AS), Joe Biden menyatakan akan masuk lagi ke perjanjian perubahan iklim Paris COP 21 segera setelah dilantik. Sebelumnya Donald Trump telah menyatakan keluar dari perjanjian ini. COP 21 adalah serangan yang sangat mematikan bagi minyak dan batubara. Dengan demikian ini akan membawa USA memimpin kembali agenda transisi energi dan transisi keuangan pasca Petro Dolar.
Dengan demikian minyak dan gas (migas) hanya akan mengandalkan pasar China. Demikian juga batubara. Sementara harga kedua komoditas ini sekarang terpuruk. Maka tak ada harapan lagi bagi keduanya untuk bangkit.
Tidak ada jaminan China akan terus ngotot mengkonsumsi minyak dan batubara sebagai fondasi energi mereka. Dalam hal ini China akan memgambil pijakan yang sama dengan USA, mengingat masalah lingkungan adalah masalah universal. Masalah penyelamatan umat manusia.
baca juga:
Lalu apa masalahnya bagi pemerintahan Jokowi? Ini adalah hantaman tepat di ulu hati. Kedua komodoti ini adalah sumber uang utama pemerintahan ini. Jika harga kedua komoditi ini jatuh, maka kering kerontanglah kantong Pemerintah.
Sementara pemerintah telah menandatangani COP 21, dan telah meratifikasi menjadi UU. Artinya presiden wajib melaksanakan komitmen perubahan iklim ini, sebab kalau tidak, maka presiden telah melanggar UU. Namun kewajiban ini telah diabaikan begitu saja sejak ditandatangani.
Demikian pula Presiden Jokowi telah berangkat dari proyek energi kotor dalam membiayai kekuasaanya. Produksi batubara telah ditingkatkan hingga 700 juta ton setahun. Dua kali lipat dibandingkan sebelum penandatangan perjanjian Paris.
Tidak hanya itu, presiden merancang mega proyek 35 ribu megawatt untuk menggerakkan ekonomi. Proyek pembangkit listrik yang didominasi oleh PLTU batubara yang semakin menjauhkan presiden dari komitmen pada perjanjian Paris. Ditambah lagi mega proyek energi kotor tersebut sekarang telah menyeret PLN dalam kubangan kerugian keuangan.
Akibatnya tantangan presiden dalam tahun mendatang akan sangat berat. LSM lingkungan akan makin mendapatkan amunisi dalam menyerang kebijakan pemerintah. Bukan hanya karena ini adalah agenda internasional yang akan disokong oleh Jo Biden partai Demokrat, namun juga karena dampak ekploitasi energi kotor di dalam negeri telah merusak lingkungan dan banyak memakan korban masyarakat.
Keuangan BUMN Jokowi di bidang energi yakni Pertamina dan PLN akan makin berat. Bank-bank telah mengurangi secara signifikan pembiayaan energi fosil. Sampai tahun 2025 bank-bank besar internasional mungkin akan menghentikan sama sekali dan menuju transisi energi. Pembangkit-pembangkit PLTU batubara dan diesel akan segera gulung tikar dalam waktu dekat.