Kasus Emmanuel Macron Perlu Disikapi Serius, Idris Laena: Indonesia Bisa Berperan Jadi Komunikator
MPR RI

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia dapat memahami bahwa orang dapat dikejutkan dengan karikatur Nabi Muhammad, tetapi ia juga mengaku tidak bisa menerima pembenaran kekerasan | AFP
AKURAT.CO, Ketua Fraksi Golkar MPR RI, Idris Laena menyampaikan bahwa persoalan terkait pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron perlu disikapi dengan serius.
Ia menilai, Macron adalah seorang presiden dari negara maju tetapi masih memiliki pandangan yang keliru tentang Islam.
"Yang tentu perlu disikapi dengan serius adalah jika seorang presiden dari sebuah negara maju masih mempunyai pandangan yang keliru tentang Islam, maka pasti ada sesuatu yang salah," tegas Laena, dalam keterangannya, Senin (2/11/2020).
"Minimal komunikasi internasional yang selama ini menjadi domain dan menjadi tempat berhimpun negara-negara Islam OKI (Organisasi kerjasama Islam) yang didirikan di Rabat-Maroko 25 September 1969 dan beranggotakan 57 negara serta memiliki perwakilan resmi di PBB) tidak menjalankan fungsinya dengan baik," imbuhnya.
Menurut Laena, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tidak cukup dengan mengecam jika terjadi tragedi yang sama. Karena itu, dia menyarankan agar negara Indonesia bisa berperan besar menjadi komunikator yang baik dengan negara-negara lain di dunia.
"Selain karena Islam yang dipahami adalah Islam yang Rahmatan Lil Alamin, juga sejalan dengan sila pertama Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia yakni menjaga toleransi antar agama dan membangun toleransi antar umat beragama. Sehingga stigma Islam sebagai agama radikal bisa hilang dengan sendirinya," paparnya.
Ia mengaku, tidak mengetahui secara persis lembaga apa yang seharusnya mengambil peran ini. Namun pemerintah di Indonesia punya Kementrian Agama, Majlis Ulama Indonesia.
Belum lagi organisasi-organisasi Islam yang merupakan partisipasi aktif masyarakat dalam mensyiarkan Islam yang Rahmatan lil Alamin itu, serta Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia yang punya Group Kerjasama Bilateral atau Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia yang terus mensosialisasikan nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan.
"Yang jelas saatnya masyarakat dunia diberikan pemahaman dan merubah persepsi mereka bahwa mengaitkan agama dengan radikalisme maupun terorisme adalah kesalahan yang besar," pungkasnya.
Diketahui, Presiden Joko Widodo mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang belakangan ini dinilai memicu kemarahan umat Islam di berbagai belahan dunia.
"Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (31/10/2020).[]