Berdaya Karena Corona

Petugas kesehatan saat melakukan pemeriksaan wartawan yang mengikuti swab test di gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). Swab test kerjasama antara Dewan Pers dan Pemprov DKI tersebut untuk memonitor dan mencegah penyebaran COVID-19 di kalangan wartawan. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Corona (Covid-19) telah membuat banyak negara tak berdaya. Begitu juga dengan Indonesia. Ada 59 negara yang menolak didatangi Warga Negara Indonesia (WNI). Ini tidak main-main. Artinya, negara lain, tak percaya dengan penanganan Corona di Indonesia. Indonesia darurat Corona, sehingga 59 negara tersebut menolak dikunjungi oleh (WNI).
Penanganan Corona yang tak terkordinasi dengan baik, membuat wajah bangsa ini tercoreng di mata dunia. Penyebaran Corona yang masih terus tak terbendung, menjadikan dunia internasional sangat khawatir, bahwa Indonesia bisa menjadi tempat penyebaran virus Corona terbesar di dunia.
Corona bukan hanya membuat pemerintah tak berdaya, rakyat pun makin tersiksa. Bukan hanya karena Corona yang tak kunjung reda. Tetapi karena kebijakan negara yang tak terencana dengan baik, aturan dibuat serampangan, tumpang tindih, dan membuat masyarakat bingung.
baca juga:
Rakyat menganggap pemerintah seperti sudah tak ada. Negara tak hadir, di tengah ganasnya Corona yang mengepung rakyat jelata.
Rakyat jalan masing-masing, jalan sendiri-sendiri, tanpa arah dan tanpa tujuan. Yang penting bagi rakyat, sehat dan bisa makan. Sehat dan bisa makan, merupakan dua kata kunci ajaib, yang hari ini dibutuhkan rakyat.
Rakyat harus tetap sehat. Karen jika sakit, atau sampai terkena Corona. Siapa yang akan menanggung biayanya. Siapa yang akan menanggung makan keluarganya. Siapa yang akan peduli hidupnya. Dan siapa yang akan memperhatikan nasibnya. Jangankan negara, tetangga pun pasti akan menghindar.
Rakyat juga harus bisa makan. Karena sehat saja tidak cukup. Jika tak bisa makan, maka akan sakit, setelah sakit, maka bisa saja akan menuju alam baka.
Sudah banyak pejabat yang terkena Corona, dan sudah ribuan rakyat yang meninggal dunia karena Corona. Ini harus menjadi pelajaran. Bahwa kebijakan yang dibuat pemerintah, sungguh tak efektif, dan cenderung membuat Corona makin menyebar dengan gila.
Kita ingat, Jakarta pernah melakukan PSBB jilid I, lalu pemerintah pusat membuat aturan yang melonggarkan transportasi publik, bandara dibuka, mall dan pasar ramai, rakyat keluar rumah dengan bebas. Tak disiplin dan tak menjaga protokol kesehatan. Ditambah lagi dengan diberlakukannya kebijakan “new normal”. Bukannya membuat kehidupan jadi normal. Tetapi jadi ambyar.