Pilkada di Tengah Corona

Ilustrasi - Pemilu | AKURAT.CO/Candra Nawa
AKURAT.CO, Virus Corona (Covid-19) tak mereda, per-hari ini, 11 September 2020, sudah ada 210.940 rakyat Indonesia yang terinfeksi Corona, jika tak bisa ditangani, maka siap-siap banyak yang akan mati. Sebegitu bingungkah pemerintah, sehingga Corona tak bisa ditahan dan dikendalikan.
Dan sebentar lagi, di 9 Desember 2020, 9 Provinsi, 224 Kabupaten, dan 37 Kota di seluruh Indonesia, republik ini akan menyelenggarakan Pilkada. Pilkada yang ada dalam bayang-bayang virus Corona.
Pilkada itu penting, namun menyelamatkan nyawa manusia, itu juga jauh lebih penting. Di tengah melambungnya penyebaran virus Corona, yang entah kapan akan bisa ditangani. Pemerintah hanya bisa mengandalkan jurus “anti virus”. Jika anti virus ditemukan, maka Corona bisa dikendalikan. Namun jika tidak, maka kita harus hidup dalam ancaman Corona.
baca juga:
Pilkada di tengah pandemi Corona merupakan suatu kekeliruan, karena hanya akan menambah cluster baru Corona. Terbukti sudah sekitar 60 calon kepala daerah positif Corona.
Pemerintah dan penyelanggara Pemilu, juga tak bisa menghentikan kerumunan dan arak-arakan masa pendukung calon kepala daerah. Dibanyak tempat dan banyak daerah, para pendukung calon kepala daerah berjubel-jubel, ikut konvoi mengiringi proses pendaftaran di KPUD.
Saya sejak enam bulan yang lalu, telah mengingatkan bahwa Pilkada harus diundur, bukan di Desember 2020. Tapi di tahun 2021. Pemerintah, Komisi II, KPU, Bawaslu, dan DKPP berhasil menyepakati pengunduran Pilkada, tapi dari September ke Desember 2020. Hanya mundur tiga bulan.
Dalam beberapa kesempatan, saya juga sering membuat statemen di banyak media, bahwa di bulan Desember 2020 masih rawan, rawan dengan Corona yang masih terus akan memangsa rakyat Indonesia.
Saat ini terbukti, kasus Corona terus melonjak tinggi, bahkan beberapa ahli epidemiologi mengatakan, di Desember akan terjadi puncak Corona. Di Desember-lah akan terjadi penularan virus Corona yang hebat. Jadi kita harus waspada.
Di 9 Desember 2020 itu pula Pilkada akan diselenggarakan. Pemerintah sedang dalam dilema, rakyat juga bagai makan buah simalakama, DPR tak punya solusi, dan penyelenggara pemilu juga sedang kebingungan.