Berani Kritik Xi Jinping, Profesor Ini Diduga Dipecat dari Universitas Top China

Xu Zhangrun kerap mengkritik pemerintah China melalui esainya | Hong Kong Free Press
AKURAT.CO, Seorang profesor universitas yang kerap mengkritik Presiden China Xi Jinping diduga telah dipecat dari pekerjaannya.
Dilansir dari CNN, Xu Zhangrun diketahui mengajar di Universitas Tsinghua, salah satu lembaga pendidikan tinggi paling bergengsi di China. Namun, ia diskors dan diselidiki pada Maret 2019 usai menerbitkan esai yang mengkritik pemusatan kekuasaan Xi dan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.
Jurnalis Gao Yu yang berteman dengan Xu membenarkan mantan profesor itu telah dipecat oleh Tsinghua. Namun, ia tak tahu kapan itu terjadi. Hal senada juga dibenarkan sumber lainnya yang telah berhubungan dekat dengan keluarga Xu. Namun, ia tak mau identitasnya diungkapkan karena takut akan pembalasan otoritas. Sementara itu, Universitas Tsinghua belum mau berkomentar.
baca juga:
Xu membenarkan laporan ini dalam wawancara dengan media Hong Kong, RTHK, yang diterbitkan pada Selasa (14/7). Menurut RTHK, Xu mengaku dihukum oleh universitas karena 'moral yang rusak'. Ia juga tidak berniat mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Dugaan pemecatan Xu tampaknya menjadi contoh terbaru peningkatan sensor dan pembatasan kebebasan akademik di China di bawah kekuasaan Xi. Pemerintahan Xi dikenal telah menindak keras suara-suara yang berbeda pendapat.
Terlepas dari risiko karier dan kebebasan pribadinya, Xu kerap mengkritik pemerintahan China dan kepemimpinan Partai Komunis beberapa tahun belakangan ini. Pada 2018, ia menerbitkan esai panjang untuk merespons keputusan Partai Komunis yang menghapus batas masa jabatan kepresidenan. Keputusan itu pun otomatis memungkinkan Xi Jinping berkuasa tanpa batas waktu.
"Tiba-tiba, entah dari mana, kita punya 'pemimpin tertinggi' tanpa batas kekuasaannya. Bagaimana mungkin orang-orang tidak berpikir aneh-aneh dan muncul ketakutan baru?" tulisnya.
Hukuman skors dari Tsinghua pada 2019 tak menghentikan Xu mengkritik pemerintah China. Dalam esainya yang terbit pada februari 2020, di tengah pandemi virus corona, Xu menyalahkan Xi untuk krisis tersebut.
"Kehidupan politik bangsa ini dalam kondisi jatuh dan inti keetisan dalam sistem telah menjadi hampa," tulisnya.
Esai ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Mandarinoleh Matters, sebuah laman berita dan opini yang populer di kalangan intelektual liberal yang dilarang di China. Esai tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan izin Xu oleh cendekiawan China Geremie Barme.
Pada 6 Juli, polisi datang ke rumah Xu di Beijing dan menangkapnya. Gao mengatakan mantan profesor itu ditahan selama 6 hari sebelum dibebaskan pada Minggu (12/7).
"Ia sedang beristirahat di rumah. Sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut terkait kasusnya," terang Gao.[]